Nonggunong, NU Online Sumenep
Lembaga Kemashlahatan keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Nonggunong menggelar Focus Group Discussion (FGD). Kegiatan FGD ini dipusatkan di kantor MWCNU setempat, Rabu, 28 Mei 2025.
FGD yang bertajuk ’Miniatur Keluarga Maslahat’ ini menghadirkan Kiai Mahmudi Zain Pengasuh LPI Tarbiyatus Sholihin Kowel Pamekasan, sebagai fasilitator. Diikuti Pengurus MWCNU, lembaga dan badan otonom.
Rais MWCNU Nonggunong, Kiai Abd Karim mengapresiasi FGD yang digelar LKKNU. Ia pun mengajak untuk terus menggalakkan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, baik untuk keluarga maupun masyarakat secara luas.
“Kalau bukan kita yang akan menjaga, merawat dan menggerakkan NU, siapa lagi, yang pasti apa yang kita lakukan hari ini, akan dirasakan betul oleh anak cucu kita nantinya,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua LKKNU Nonggunong, Ulifiyah mengatakan, bahwa kegiatan ini digelar untuk meningkatkan literasi dan pengetahuan dalam mewujudkan keluarga maslahat. Sebab, menurutnya, keluarga memiliki peran penting dalam membangun peradaban, sebagaimana yang digaungkan NU.
”Kita ingin meningkatkan literasi dan pemahaman perihal keluarga maslahat. Sebab berbicara membangun peradaban, jangkar utamanya adalah keluarga,” ungkap Ulif, sapaan akrabnya kepada NU Online Sumenep.
Lebih jauh, Ulif menyampaikan bahwa perempuan memiliki peran sentral dalam keluarga. Yakni sebagai madrasatul ula bagi generasinya dan imadul bilad bagi bangsa dan negaranya.
Mewujudkan dan Menjaga Keluarga Maslahat
Sementara itu, fasilitator FGD, Kiai Mahmudi Zain menyampaikan dua hal yang perlu dilakukan dalam mewujudkan keluarga maslahat. Pertama Mawaddah atau cinta. Kedua Rahmah atau kasih sayang.
“Kadua elemen tersebut merupakan pondasi utama dalam mewujudkan keluarga maslahah,” tegasnya.
Tak sampai di situ, setelah berhasil mewujudkan keluarga maslahat dengan cara menumbuhkan cinta dan kasih sayang. Kiai Mahmudi lantas memberikan tips dalam merawat keluarga maslahat agar terus bertahan.
Pertama adalah introspeksi diri. Hal ini, menurut Kiai Mahmudi, perlu terus ditanamkan dan dijadikan kebiasaan untuk bisa mengenali diri sendiri. Setelah mengenali diri sendiri nantinya akan mengenali pasangannya.
”Ketika sudah saling mengenali satu sama lain, baik tentang kelebihan maupun kekurangan pasangan, nantinya akan saling melengkapi dan memahami,” ungkapnya.
Kedua. senantiasa harus selalu bersabar. Ketiga, tidak membandingkan kehidupan sendiri dengan kehidupan orang lain. Keempat, terus berikhtiar dengan doa dan usaha. Kelima, menjadikan rumah sebagai surga atau baiti jannati.
”Kelima langkah ini harus dilakukan agar kemaslahatan keluarga terjaga dengan baik,” tandasnya.
Pantauan di lokasi, FGD diawali dengan acara seremonial pembukaan. Forum berlangsung gayeng dan aktif. Peserta mengikuti dan menyimak materi dengan khidmat hingga aktif memberikan tanggapan dan pertanyaan kepada fasilitator.
Editor: Moh Khairus Shadiqin
