Image Slider

Berikut Profil Pendidikan Kepesantrenan Pascasarjana Instika Guluk-Guluk

Guluk-Guluk, NU Online Sumenep

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi dari masyarakat, sementara tidak semua bisa mengakses pendidikan tersebut, baik karena faktor geografis atau faktor finansial, maka dibentuklah Progam Pascasarjana Instika Guluk-Guluk pada tahun 2013 silam dengan Program Studi (Prodi) Pendidikan Agama Islam (PAI) Konsentrasi Pendidikan Kepesantrenan.

Hal itu disampaikan langsung oleh KH Ach Maimun selaku Direktur Program Pascasarjana Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) Guluk-Guluk, Sumenep saat dikonfirmasi oleh NU Online Sumenep, Sabtu (26/03/2022) di kediamannya, Pondok Pesantren Annuqayah Kusuma Bangsa Guluk-Guluk.

“Karena itu, dalam rangka ikut menyediakan pendidikan merata dan berkualitlas, dibukalah Program Pascasarjana di Pondok Pesantren Annuqayah,” kata Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah Kusuma Bangsa Guluk-Guluk itu.

Menurut Almuni Pondok Pesantren Annuqayah Latee Guluk-Guluk ini, sebenarnya dari dulu sudah sangat urgen dan telah banyak dilakukan kajian kepesantrenan oleh para akademisi baik di dalam atau di luar negeri.

“Sebagai bagian dari budaya asli Indonesia Pesantren telah memberikan corak dan kontribusi sangat besar bagi bangsa ini dalam penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM) dan kelembagaan pendidikan,” tuturnya.

Kendati demikian, lanjut alumni Instika Guluk-Guluk ini, lembaga pendidikan tidak ada satupun yang fokus terhadap kajian bidang ini. Seolah pesantren hanya suplemen dan unsur marginal.

“Meluruskan fakta inilah yang perlu dilakukan dengan membuka prodi yang konsentrasi kajiannya kepada pesantren. Apalagi masih banyak juga kesalah pahaman terhadap pesantren karena informasi yang tidak memadai,” tegas alumni Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta itu.

Kemudian, ia mengungkapkan ciri khas dari pendidikan kepesantrenan dengan konsentrasi yang lainnya di beberapa kampus ternama di Indonesia.

“Ciri khas utama adalah bidang kajian yang tidak ada satupun di Indonesia, selain itu juga perspektif yang dari dalam. Karena selama ini, kajian pesantren cenderung perspektif dari luar, oleh orang luar dan suara dari luar,” ungkapnya.

“Sudah saatnya orang pesantren yang bersuara sendiri tentang pesantren untuk meluruskan pemahaman, mengaktualisasi nilai-nilai, dan memberikan kontribusi bagi bangsa ini,” lanjut beliau.

Dirinya juga menyatakan, sistem perkuliahan Program Pascasarjana Instika Guluk-Guluk dirancang untuk memungkinkan mahasiswa melakukan kajian dan pengembangan pengetahuan secara efektif.

“Salah satunya dengan melalui metode belajar pesantren yang diperkaya dengan metode kajian kontemporer, antara lain, Al-istima’ wal Istiqra’, Al-Musyawarah wal Munadzarah, sorogan dan bandongan, riset terbimbing, asistensi riset, dan riset mandiri,” terangnya.

Dirinya juga menyebutkan, perkuliahan Program Pascasarjana Instika Guluk-Guluk akan dibimbing oleh para pakar di bidang Studi Islam Nusantara, Pendidikan Islam, dan Kepesantrenan yang terdiri dari para guru besar dan dosen dari Surabaya, Malang, Yogyakarta dan Jakarta, di samping dosen internal Instika.

“Antara lain, KH M Afif Hasan (Instika), Tatik Hidayati (Instika), KH Ach Maimun (Instika), H Abd Wahid (Instika), K
Moh Asy’ari Muthhar (Instika), Fathurrosyid (Instika), Ulya Fikriyati (Instika), Fathor Rachman (Instika), dan H Damanhuri (Instika),” sebutnya.

“Selain itu, juga akan diperkaya dengan dosen tamu antara lain, KH Abd A’la (UIN Sunan Ampel Surabaya), H Moh Mahfud MD (UII Yogyakarta), KH Said Aqiel Siraj (PBNU Jakarta), Azyumardi Azra (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), H Abu Yazid (UI Ibrohimy Situbondo), Ahmad Sahidah (UNUJA Probolinggo), Islah Gusmian (UIN Raden Mas Said Surakarta), Khoirun Ni’am (UIN Sunan Ampel Surabaya), dan KH Abdullah Syamsul Arifin (UINKHAS Jember),” lanjut Kiai Maimun.

Kemudian, ia juga menerangkan, program unggulan di Program Pascasarjana Instika Guluk-Guluk adalah kajian lintas disiplin dan dialog tentang kepesantrenan dengan ilmu-ilmu modern kontemporer.

“Hal itu dilakukan, agar para mahasiswa dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan bangsa ini dengan aktualisasi nilai-nilai pesantren yang dihasilkan dari kajian-kajian yang dilakukan selama perkuliahan. Karena dalam sejarahnya pesantren telah memberikan kontribusi besar pada bangsa ini. Saat ini tinggal generasi berikutnya untuk melanjutkan kontribusi ini,” harapnya.

Di samping itu, prodi lainnya, menurut beliau jelas harus dibuka karena kebutuhan peningkatan dalam disiplin ilmu lain. “Tinggal menunggu dosen-dosen yang sedang menyelesaikan S3 di bidang-bidang yang direncanakan,” pungkasnya.

Visi-Misi

Program Pascasarjana Instika Guluk-Guluk memiliki visi-misi sebagai berikut:

Visi:

Menjadi pusat kajian kepesantrenan terkemuka berdasarkan Ahlussunnah wal Jamaah.

Misi:

  1. Mengembangkan kajian kepesantrenan dalam berbagai dimensinya.
  2. Mendialogkan ilmu dan nilai-nilai kepesantrenan dengan ilmu-ilmu modern.
  3. Mengembangkan ilmu kepesantrenan dan ilmu pendidikan berdasar nilai-nilai dan perspektif kepesantrenan yang dapat memberikan kontribusi bagi persoalan kontemporer.
  4. Mengembangkan kepemimpinan berbasis nilai-nilai kepesantrenan dalam upaya transformasi masyarakat.

Profil Lulusan

  1. Ahli Pendidikan Islam.
  2. Ahli pendidikan kepesantrenan.
  3. Konseptor pendidikan Islam berbasis pesantren.
  4. Pengajar di bidang pendidikan Islam.
  5. Pemimpin umat atau tokoh masyarakat.
  6. Peneliti Islam Indonesia dan kepesantrenan.

Editor: Ibnu Abbas

ADVERTISIMENT

sosial mediaFollow!

16,985FansSuka
5,481PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan

Rekomendasi

TerkaitBaca Juga!

TrendingViral!

TerbaruBaca Juga