spot_img
Categories:

Kiai Sahli Hamid Pejuang Literasi di Pesantren Raudlatul Iman Ganding

- Advertisement -

Oleh: Ramadhani

Di Dusun Mandala, Desa Gadu Barat, Kecamatan Ganding, sosok KH Muhammad Sahli Hamid dikenal pegiat literasi. Putra keempat dari lima bersaudara dari pasangan KH Abdul Hamid bin Dumyati dan Ny Suryati binti Sirojuddin tidak hanya mengajar di pesantren Raudlatul Iman. Di sela-sela waktu kosongnya, ia habiskan membaca buku dan menulis.

Kecintaanya terhadap literasi dimulai terbangun sejak duduk di bangku kelas V Madrasah Ibtidaiyah (MI). Di masa mudanya, membaca berbagai buku seperti sastra, ilmiah, serta turats hal yang biasa beliau lakukan sejak dini hingga di usia senja. Diketahui, tak ada orang yang mendorong dan memotivasinya, apalagi memiliki mentor. Baginya, senang membaca buku, pasti tergugah, tergoda dan mengembangkannya menjadi sebuah tulisan yang renyah.

- Advertisement -

“Saya mengamati orang-orang hebat seperti Imam Al-Ghazali terkenal dengan tulisannya. Andaikan tidak ada tulisan, siapa yang akan mengenang beliau,” ucapnya kepada NU Online Sumenep, Ahad (13/08/2023).

Yang membuat menggugah kesadaran untuk menulis bahwa di masa yang akan datang seseorang akan dicari peninggalannya, baik berbentuk tulisan, maupun pemikiran. Tidak mungkin bisa mengorek biografi tokoh dari sebuah cerita, mungkin masih bisa diketahui bila ada saksi hidup. Seperti pemuda pada umumnya, alasan Kiai Sahli membaca buku adalah agar bisa berkomunikasi dengan lancar, lihai berbicara di depan publik,

Menurutnya, literasi bisa dijadikan sebagai sarana dakwah. Mungkin selama ini dakwah sering diartikan sebagai ajakan secara verbal atau lisan. Bila diamati, dakwah bisa dilakukan bil kitabah yang akan abadi sepanjang hayat, seperti Al-Quran, hadits, kitab turats yang sampai detik ini menjadi rujukan umat Islam di penjuru dunia. Menggaungkan dakwah literasi akan memberikan energi dan pengaruh pada khalayak luas.

- Advertisement -

Dirinya menyayangkan, minat baca warga Indonesia masih rendah. Yang menjadi persoalan saat ini, minat baca rendah tidak hanya dialami oleh masyarakat awam saja, melaikan merembet ke kalangan akademis, seperti pelajar dan mahasiswa. Salah satu solusi yang ia ambil adalah membuat karya tulis yang singkat dan menggugah pembaca. Pasalnya warga net, khususnya kalangan milenial tidak suka tulisan yang panjang, mereka lebih suka tulisan yang lucu.

Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Iman Ganding ini menegaskan, gerakan literasi harus digalakkan. Upaya yang ia lakukan di lembaga pendidikannya adalah memasukkan mata pelajaran literasi. Santri mengenalnya dengan sebutan materi Ekoliterasi.

Materi Ekoliterasi tersebut diberikan agar terbiasa, bahkan santri dituntut menyetor karya tulis setiap pekan. Minimal menyetor diary atau catatan harian yang nantinya akan diseleksi dan bakal disunting bila catatan itu layak untuk dipublish di media pesantren.

Inovasi terbaru ini membuatnya menciptakan wadah yang dikenal Media Center Raudlatul Iman. Hal ini berangkat dari latar belakang kondisi santri di era modern yang serba online. Bahkan beliau membentuk Komunitas Pegiat Literasi (Komplit) dan juga Tim Literasi Sekolah (TLS). Ini bagian upaya beliau agar kecintaan terhadap literasi bisa terbentuk mulai sejak dini pada santri.

“Orang-orang zaman now merasa keberatan jika membawa buku. Mereka terbiasa membaca konten di sebuah kanal khusus, sebut saja website, dan sejenisnya. Dari sinilah saya mengajak guru dan diri sendiri agar menulis artikel, sastra, berita dan jenis tulisan lainnya dengan selingkung yang beragam,” pintanya.

Kini Kiai Sahli menjadi uswah di lingkungan pesantrennya, karena ia menulis di media online. Baginya, tidak akan efektif bila hanya sekedar mengajak tanpa memberikan bukti kongkrit.

Editor: Firdausi

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!
Redaksi
Redaksihttps://pcnusumenep.or.id
Website resmi Nahdlatul Ulama Sumenep, menyajikan informasi tentang Nahdlatul Ulama dan keislaman di seluruh Sumenep.
Tetap Terhubung
16,985FansSuka
5,481PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Rekomendasi

TerkaitBaca Juga

TrendingSepekan!

TerbaruUpdate!

Urutan Wali Nikah Dalam Islam

7
Rubrik Lensa Fikih diasuh oleh Kiai Muhammad Bahrul Widad. Beliau adalah Katib Syuriyah PCNU Sumenep, sekaligus Pengasuh PP. Al-Bustan II, Longos, Gapura, Sumenep.   Assalamualaikum warahmatullahi...

Keputusan Bahtsul Masail NU Sumenep: Hukum Capit Boneka Haram

0
Mengingat bahwa permainan sebagaimana deskripsi di atas sudah memenuhi unsur perjudian (yaitu adanya faktor untung-rugi bagi salah satu pihak yang terlibat), sehingga dihukumi haram, maka apapun jenis transaksi antara konsumen dengan pemilik koin adalah haram karena ada pensyaratan judi.
Sumber gambar: Tribunnews.com

Khutbah Idul Adha Bahasa Madura: Sajhârâ Tellasan Reajâ

0
# Khutbah Pertama اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ...
Foto: NUOS

Keputusan Bahtsul Masail PCNU Sumenep: Hukum Berbisnis Rokok Ilegal

4
KEPUTUSAN BAHTSUL MASAIL PCNU SUMENEP DI MWCNU GAPURA YAYASAN MANHALUL ‘IRFAN Ahad, 13 Maret 2022 M / 10 Sya'ban 1443 H Pimpinan Sidang: MOH. SYAFIQ MAS’UD Dewan Tashih: KH. HAFIDHI SYARBINI Dewan...