Wafatnya almaghfurlah KH Syafruddin Syarif, Katib Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur meninggalkan pesan-pesan edukatif pada Nahdliyin di Jawa Timur, khususnya di Kabupaten Sumenep.
Sebagaimana dilansir NU Online Jatim, Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatuddin Al-Islami, Kota Probolinggo dan juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur itu berpesan, ‘Jika Anda menjadi Pengurus NU, maka niatkan seperti Anda masuk ke dalam Masjid. Tidak ada tujuan apa-apa kecuali ibadah.’
Berbeda saat Turun ke Bawah (Turba) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur ke Kabupaten Sumenep. Almarhum Kiai Syafruddin Syarif menceritakan kisah Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya atau Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan (Rais Aam Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Nuktabarah An-Nahdliyah, disingkat JATMAN), dirawuhi Nabi Muhammad SAW lewat mimpi.
Diceritakan bahwa Habib Luthfi pernah berdoa kepada Allah bahwa dirinya ingin berhenti untuk mengurus Nahdlatul Ulama (NU), karena faktor usia atau usianya sudah 70 tahunan.
Dijelaskan pula, saat terlelap dalam tidurnya, Rasulullah rawuh dalam mimpinya, kemudian berkata. “Jangan tinggalkan NU. Dampingi NU. Itulah ijtihad dan thariqah kamu, supaya kamu tetap di NU,” terangnya saat memberikan tausiyah pada seluruh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) di aula Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Gapura, Sumenep.
Kiai yang kenal singa Bahtsul Masail ini mengimbau agar pengurus NU tetap berada di bawah garis komando ulama. “Ini sekelas Habib Luthfi, apalagi kita yang banyak dosa. Beruntunglah kita berada di NU. Mudah-mudahan sampai mati kita berada di NU dan diakui sebagai santrinya Hadratussyekh KH M Hasyim Asy’ari,” doanya.
Sumber : TVNU Sumenep