Image Slider

Lesbumi PCNU Sumenep Gelar Pacapa Budaya Bersama Nahdliyyin di Nonggunong

Nonggunong, NU Online Sumenep

Dalam rangka ikut serta menjaga tradisi lokal di tengah masyarakat, MWC NU Nonggunong bekerja sama dengan Lembaga Seni dan Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) PCNU Sumenep menggelar acara Pacapa Budaya. Dalam acara yang digelar di Kantor MWC NU Nonggunong ini, membahas persoalan “Arabat Sangkolan”.

Hadir dalam acara ini sejumlah narasumber yang telah berkompeten di bidangnya. Di antaranya yaitu Homaidi CH, Ketua Lesbumi PCNU Sumenep, Al-faizin, K Muhammad Affan, Mahendra Cipta, Fathorrasyid dan Ach. Fauzi.

Tidak hanya itu, acara ini juga dihadiri oleh peserta yang terdiri dari Pengurus MWC NU, Pengurus Ranting dan Anak Ranting serta Banom dan Lembaga-lembaga lainnya yang ada di Lingkungan MWC NU Nonggunong termasuk juga GP Ansor dan IPNU Nonggunong.

Homaidi CH selaku Ketua Lembaga Seni dan Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) PCNU Sumenep, menyampaikan tentang pentingnya masyarakat untuk menjaga dan merawat nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi leluhur kita di tanah air, khususnya Nonggunong dan pada umumnya Pulau Sapudi. Dirinya menambahkan bahwa saat ini bukan hanya di kota, namun di kepulauan tradisi peninggalan leluhur kita sudah banyak yang punah.

“Karena tradisi yang ada di Sapudi ini sudah banyak yang punah, maka kita sebagai Lesbumi dibawah naungan NU harus merawat dan menjaga warisan tersebut, agar dikenal dan diingat oleh anak cucu kita,” ujarnya.

Sementara itu, M. Murtaqi Ali selaku perwakilan GP Ansor menyampaikan bahwa kalangan anak muda sekarang sudah gengsi dengan kebudayaan yang ada.

“Generasi muda kita saat ini sudah tidak mengenal tradisi dan budaya warisan nenek moyang kita. Misalnya, anak muda yang berada di perantauan, jika pulang ke kampung, maka tak kenal yang namanya tradisi dan budaya kearifan lokal. Hal ini yang harus kita pikirkan bersama agar anak muda tidak merasa gengsi dengan warisan budaya ini, yaitu arabat sangkolan,” jelasnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Bapak Mohammad Mohni selaku Ketua Ranting NU Nonggunong. Ia menyampaikan pentingnya menjaga budaya bahasa Madura yang sudah banyak punah di kalangan anak muda.

“Hal ini menjadi tanggung jawab kita, karena bahasa Madura ini banyak yang salah dalam penggunaanya termasuk ejaan yang digunakan, karena bhesa Madhureh merupakan ciri khas atau budaya Madura yang harus dilestarikan dan dirawat serta digunakan oleh masyarakat. Jika berbahasa jangan setengah-setengah, harus semuanya. Kata Guru saya,” katanya.

Sementara itu, Ustaz Syamsul Hadi, Sekretaris MWC NU Nonggunong menyampaikan, dalam waktu dekat Lesbumi MWC NU Nonggunong akan segera dibentuk. Hal ini dilakukan karena  di MWC NU Nonggunong sudah ada beberapa Banom dan Lembaga NU yang sudah terbentuk, yaitu, Muslimat, Fatayat, GP Anshor, IPNU, IPPNU dan Pagar Nusa yang sebentar lagi akan dilantik.

Pewarta : Faruq Fanza Podey

Editor : Abdul Warits

 

ADVERTISIMENT

sosial mediaFollow!

16,985FansSuka
5,481PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan

Rekomendasi

TerkaitBaca Juga!

TrendingViral!

TerbaruBaca Juga