Kota, NU Online Sumenep
Nahdlatul Ulama sebagai organisasi sosial keagamaan telah menapaki usia yang tak lagi muda. Sejak Rajab 1444 Hijriyah lalu, usianya telah mencapai 1 abad atau 100 tahun. Saat ini pula, menjadi bulan Muharram pertama di abad kedua NU.
Momentum tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep. Dengan menggelar Tasyakuran Muharram 1445 Hijriyah. Acara tersebut dikemas dengan Khatmil Qur’an, Pemberian Bea Santri dan Buka Bersama Puasa Asyura, di Aula Kantor PCNU setempat Jumat, (28/07/2023).
Ketua PCNU Sumenep, KH A Pandji Taufiq menuturkan bahwa saat ini usia Nahdlatul Ulama tidak lagi muda. Secara pribadi pun, usia terus bertambah. Ia mengajak kepada segenap warga NU untuk bermuhasabah.
“Kami atas nama PCNU mengajak kepada kita semua. Terutama diri sendiri dan segenap warga NU. Jadikan momentum Muharram ini semacam muhasabah. Bahwa secara pribadi umur kita bertambah,” ujarnya kepada NU Online Sumenep, saat ditemui usai acara.
Sebagai jam’iyah, lanjut Kiai Pandji, NU telah memasuki usia abad kedua. Dan saat ini pun, menjadi bulan Muharram pertama bagi sebuah perkumpulan yang didirikan sejak 1926 Hijriyah itu. Karenanya ia mengajak untuk menjadikan momen tersebut sebagai spirit unruk kebangkitan NU secara jam’iyah.
“Bukan jamaah. Kalau secara jamaah Alhamdulillah sudah besar berkat warisan para generasi Muassis NU. Maka sekarang kita mengemban tugas bagaimana jamiyah NU menjadi penguat dan pengokoh persaudaraan kita. Demi kemaslahatan bersama, khususnya lapisan masyarakat yang paling bawah,” pintanya.
Salah satu wujud dari apa yang disampaikan Kiai Pandji adalah kolaborasi antar elemen guna memberikan manfaat kepada masyarakat. Seperti yang digagas Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPT NU) Sumenep. Memediasi MoU antara NU-Care LAZISNU Sumenep dengan sejumlah Perguruan Tinggi (PT) dalam penghimpunan beasiswa santri.
Diketahui, hingga kini NU-Care LAZISNU Sumenep telah menjalin MoU dengan Instika, IST Annuqayah, STKIP PGRI, STAIM, dan Inkadha guna membentuk Unit Pengelola Zakat Infaq dan Shadaqah (UPZIS). Dana yang dikumpulkan itu kemudian disalurkan untuk biaya pendidikan mahasiswa kurang mampu dan santri yatim.
Editor: A Habiburrahman
