Oleh: Firdausi
Tradisi yang diakui oleh masyarakat Jawa dan Madura adalah kepercayaan terhadap ajaran Wali Sanga yang secara mendasar memiliki peran penting saat mensyiarkan Islam lewat pendekatan budaya dan sastra. Salah satunya Raden Maulana Makdum Ibrahim yang dikenal Sunan Bonang.
Secara historis, beliau mewariskan ciptaan tembang indah dan menyentuh hati, hingga karya sastra tersebut kini dipopulerkan oleh Ustadz Opick seorang penyanyi religi. Judulnya adalah Tombo Ati. Secara aksiologis, tembang tersebut memberi tips khususnya agar umat Islam mendapatkan kedamaian di dunia dan akhirat.
Tembang ini diciptakan untuk mempermudah dakwahnya agar diterima dan bisa menarik warga agar turut memeluk agama Islam. Saat mendendangkan lagu ini, beliau mengiringinya dengan menabuh gamelan yang terbuat dari kuningan. Alat musik tradisional ini merupakan hasil kreasi sejumlah warga Desa Bonang, Jawa Timur. Nama desa inilah yang kemudian melekat pada gelar sang Sunan. Adapun teks lagunya sebagai berikut:
Tamba ati, iku lima pearkarane
Kaping pisan, moco Qur’an sak maknane
Kaping pidho, shalat wengi lakonana
Kaping telu, wong kang soleh kancanana
Kaping papat, kudu wetheng ingkang suwe
Kaping lima dzikir wengi ingkang suwe
Menurut tembang ini, ada lima macam pengobatan jiwa yang kondisinya sedang sakit. Yang pertama adalah membaca Al-Qur’an sekaligus arti dan maknanya. Yang kedua, rajin mengerjakan shalat tahajud di tengah malam. Ketiga, senang bersahabat dengan orang shaleh. Sedangkan yang keempat, senang mengosongkan perut atau berpuasa. Yang terakhir atau kelima, melakukan zikir atau mendekatkan diri pada Allah SWT. Jika semua dilakukan, maka niscaya kehidupan akan lebih tenang dan ikhlas.
Lantunan lagu ini, hingga kini masih dinyanyikan sejumlah santri di berbagai pesantren dan masjid di pelosok desa, bahkan sering ditayangkan di stasiun televisi. Dengan demikian, tembang yang masih populer saat ini, hakikatnya berisi ajaran agama Islam dan sunah Nabi, sehingga tanpa disengaja para pendengar telah diberi penghayatan baru untuk berintropeksi diri terhadap dosa-dosanya.
*) Ketua LTN NU Sumenep