Batang-Batang, NU Online Sumenep
Kabar duka kembali menyelimuti Nahdliyin. Pasalnya, KH Darwies Maszar, Mustasyar Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Batang-Batang Wafat, Ahad (24/12/2023). Kabar duka tersebut tersebar di berbagai media sosial hingga mendapat banyak doa dari Nahdliyin.
“Innalillahi wa Innailaihi Roji’un KH Darwies wafat barusan jam 19.18 Wib. Semoga husnol khatimah,” ujar Norman, Sekretaris MWCNU Batang-Batang melalui group WhatsApp.
Kiai Masyhuri, Ketua MWCNU Batang-Batang menceritakan, KH Darwies Maszar dikenal sebagai sosok yang gigih dalam memperjuangkan NU di Batang-Batang dari akar rumput. Kiprahnya sudah terlihat sejak ia menjadi penasehat Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Batang-Batang tahun 1985.
“Sejauh yang saya kenal pertama kali pada tahun 1985. Waktu itu beliau menjadi penasehat IPNU Batang Batang. Kebetulan ketua IPNU Batang-Batang waktu itu adik beliau sendiri saudara Junaidi Aszar. Saya aktif di IPNU Ranting Banuaju Timur,” katanya pada NU Online Sumenep, Senin (25/12/2023).
KH Darwies, lanjutnya, sangat peduli dengan generasi muda NU. Nasehatnya selalu mampu menerangi siapa saja yang mendengar. Ia selalu berupa menggerakkan generasi muda untuk aktif berorganisasi terutama organisasi-organisasi yang terafiliasi dengan NU. Ia beranggapan, bahwa menggerakkan Jam’iyah NU perlu dimulai dari menggerakkan generasinya.
“Almarhum Kiai Darwies sangat peduli pada generasi muda NU. Menurutnya menggenggerakkan NU harus dimulai dari generasi muda,” Imbuhnya.
Menurut Kiai Masyhuri, Konferensi MWCNU 1995 mengamanahkan KH Darwies Maszar sebagai ketua Tanfidziah NU Batang-Batang. Ia bersama KH. A. Rasyidi Rais MWCNU Batang-Batang kala itu berkiprah membumikan ajaran Ahlussunah wal Jamaah (Aswaja). Ia tak kenal lelah bergerilya menghidupkan NU dari satu ranting ke ranting lainnya.
Kala itu, perjuangannya menghidupkan ranting memang tidak mudah. Sebab masyarakat masih belum banyak mengetahui NU secara jam’iyah. Sebagai Ketua NU Batang-Batang kala itu, ia selalu turut menghadiri rapat-rapat tingkat ranting bahkan harus pulang hingga larut malam.
“Beliau berjuang, mengabdi di NU tak kenal waktu. Sering kegiatan rapat berakhir sampai larut malam bahkan sampai pukul 03.00 WIB dini hari. saya bersama beliau karena saya pada waktu itu sebagai sekretaris Ranting NU Banuaju Timur,” paparnya.
Menurut Adi Purnomo, Mantan Ketua Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sumenep, KH Darwies Maszar dikenal sangat terbuka bagi siapa saja yang ingin berdiskusi dengannya. Dawuh-dawuhnya selalu memberikan motivasi dan penuh solusi. Saat mengetahui kabar duka itu, ia merasa kehilangan sosok teladan yang banyak membimbingnya selama berproses di PMII.
“Beliau (KH Darwies Maszar) salah satu Mabincab PMII Sumenep yg begitu peduli terhadap kader PMII. Ia juga termasuk Pengurus Korcab PMII Jawa Timur pada masanya. Saat saya jadi Ketua Komisariat PMII Guluk tahun 2006-2007 saya sering sowan pada beliau untuk meminta saran dan nasehat tentang PMII,” tuturnya.
Perlu diketahui, Saat pemilu 1999 KH Darwies Maszar terpilih sebagai anggota DPRD Sumenep dari Partai PKB bahkan 2 periode dan Anggota DPRD Jawa Timur 1 periode. Saat tidak lagi di dunia politik beliau aktif melanjutkan pengabdiannya di Yayasan Bani Aszar yang menaungi Lembaga Pendidikan yang dirintis oleh ayahandanya alm Kiai Sahnawi.
Editor: Ach. Khalilurrahman