Image Slider

KH Moh Ilyas Asy’ari Pengasuh Nurud Dhalam Ganding Wafat: Wariskan Keteladanan Ilmu bagi Santri

Ganding, NU Online Sumenep

Kabar duka menyelimuti dunia pesantren di Madura. KH Ilyas Asy’Ari selaku Pendiri sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Nurud-Dhalam Ganding Sumenep Wafat. Ia berpulang ke Rahmatullah di kediamannya pada Jum’at (13/06/2025) sekitar pukul 06.30 WIB. 

Kabar tersebut cepat menyebar melalui grup WhatApps pesantren setempat. Masyarakat dan sejumlah ulama pengasuh pesantren di Madura terlihat memadati rumah duka di Dusun Tanah Bentar, Desa Ganding, Kecamatan Ganding, Kabupaten Sumenep, Madura. 

Lora Faqih Alawi, salah satu cucu almarhum, mengatakan bahwa beberapa hari terakhir kondisi kesehatan almarhum memang menurun. Jenazah almarhum KH Ilyas Asy’Ari dikebumikan ba’da shalat Jum’at yang dihadiri sejumlah tokoh dan pengasuh pesantren di Sumenep.  

“Mbah beberapa hari sebelumnya kesehatannya kurang baik, karena faktor usia yang hampir menginjak 100 tahun. Kami sekeluarga beserta para santri dan alumni sangat merasa kehilangan, namun bagaimanapun kita harus tetap ikhlas” tuturnya. 

“Mewakili keluarga, kami berharap dia untuk almarhum Mbah, barangkali ada kekhilafan, dengan rendah hati kami memohon untuk dimaafkan,” tambah Lora Faqih. 

Di mata Lora Faqih, Kiai Ilyas merupakan sosok yang sangat dekat dengan cucu-cucunya dan para santri. Keistiqomahannya dalam mencintai ilmu juga diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi para santri.

“Saat menerima kabar, saya sedang di Jakarta karena sedang S2. Begitupun dua adik lainnya berada di (Pesantren) Lirboyo dan satu lagi di Malang sedang kuliah. Memang urusan keilmuan dan pendidikan, kami belajar banyak dan terinspirasi dari Mbah,” ungkapnya. 

Sementara itu di mata para alumni, sosok Kiai Ilyas merupakan panutan dan sumber inspirasi, sehingga kepergiannya merupakan kehilangan terbesar bagi dunia pesantren di Sumenep. Salah satu alumni Pesantren Nurud Dhalam, Zaynollah, sosok Kiai Ilyas merupakan jimat umat. 

“Tidak hanya ketika mondok, bahkan sampai saat ini banyak para alumni dan masyarakat masih sering pulang ke kiai. Baik untuk meminta do’a untuk suatu hal yang sulit maupun sebatas mengobati kerinduan pada guru,” tuturnya. 

Menurutnya, kabar wafatnya Kiai Ilyas merupakan kesedihan mendalam bagi para alumni. Sebab semasa hidupnya, almarhum Kiai Ilyas mengkhidmatkan dirinya pada ilmu dan agam.

“Apa yang kami takutkan datang juga, kami mendapat kabar kiai berpulang. Beliau banyak meninggalkan warisan peradaban tidak hanya bagi santri dan alumni, namun jadi tiang bagi masyarakat,” ujarnya. 

Tidak hanya dalam bidang keilmuan, Kiai Ilyas juga mengajarkan kemandirian dan keshalehan sosial. Sosoknya merupakan ahli ilmu yang alim dan dekat dengan masyarakat. 

“Selain menghabiskan waktu dengan kitab-kitab yang diajarkan kepada santri, beliau sering terlihat melebur dengan warga sekitar. Kiai juga bertani, mengajak sejumlah alumni untuk mengelola lahan pertanian. Usaha yang beliau jalankan diperuntukkan bagi kebutuhan pesantren,” kata Zaynollah yang saat ini menjabat Kepala Kantor RMI PBNU. 

Ia mengatakan, Kiai Ilyas mewariskan keteladanan ilmu yang luar biasa dan berhasil menciptakan peradaban sosial di masyarakat yang mengakar kuat. Sehingga tidak heran, para santrinya tumbuh di berbagai lini kehidupan yang tersebar di berbagai daerah. 

“kiai ini lentur dalam bersikap namun memiliki ketagasan dalam memegang prinsip,” pungkasnya.

Editor: Ibnu Abbas

ADVERTISIMENT

sosial mediaFollow!

16,985FansSuka
5,481PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan

Rekomendasi

TerkaitBaca Juga!

TrendingViral!

TerbaruBaca Juga