spot_img
Categories:

Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam bagi Anak di Lingkungan Keluarga

- Advertisement -

Oleh: Raudlatun, M.Pd.I

Pendidikan memegang peranan kunci dalam membangun harapan suatu bangsa, karena melalui proses pendidikan, masyarakat dapat mengembangkan ilmu pengetahuan yang menjadi pondasi peradaban yang maju. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 memberikan pengertian bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menciptakan lingkungan belajar dan proses pembelajaran yang memungkinkan peserta didik aktif mengembangkan potensinya”. (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2003).

Aprianto, dkk. (2022) menyatakan bahwa pendidikan dalam arti luas mengacu pada konsep pendidikan sepanjang hayat, dimulai dari dalam kandungan hingga akhir hayat. Pendidikan tidak terbatas oleh waktu, tempat, atau metode tertentu. Dalam pendekatan ini, pembelajaran dapat terjadi kapan saja dan di mana saja, melibatkan berbagai indera seperti pendengaran, penciuman, dan penglihatan. Media dan sumber informasi yang digunakan dalam pendidikan luas ini bersifat tak terbatas, mencerminkan kemajuan teknologi dan ketersediaan informasi yang melimpah.

- Advertisement -

Pendidikan Agama Islam bukan hanya sekadar media, tetapi juga aktivitas untuk membangun kesadaran kritis, kedewasaan, dan kemandirian individu. Pilihan dan pemahaman nilai-nilai Islam yang diadopsi oleh seseorang melalui pendidikan ini dipengaruhi oleh faktor-faktor kehidupan dalam keluarga dan masyarakat di sekitarnya. Proses penanaman nilai juga merupakan upaya yang sangat penting dalam mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam diri individu (Ristiana, 2020).

Penanaman nilai-nilai pendidikan Islam dapat dimulai melalui peran keluarga, di mana keluarga menjadi pondasi awal bagi individu sebelum memasuki lingkungan sekolah dan masyarakat. Islam menekankan bahwa pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan pertama dan utama yang paling bertanggung jawab terhadap perkembangan jasmani dan rohani individu.

Orang tua memegang peran sangat penting dalam proses pendidikan dan bertanggung jawab penuh atasnya, karena anak-anak secara alami menghabiskan masa kecil bersama orang tua (Arifuddin & Ilham 2020). Orang tua untuk terus berperan aktif dalam mendidik anak-anak, tidak hanya dengan memberikan pemahaman tentang tauhid, tetapi juga dengan membimbing mereka dalam menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.

- Advertisement -

Komunikasi yang baik antara orang tua dan anak juga menjadi kunci untuk memahami perubahan dan tantangan yang dihadapi anak-anak di era modern ini. Selain itu, pendidikan Islam yang bersifat praktis dan relevan dengan kehidupan sehari-hari dapat membantu anak-anak memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai tersebut.

Proses internalisasi yang dilakukan oleh keluarga, terutama melalui metode keteladanan dan pembiasaan, dapat berhasil lebih baik jika ada kerjasama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat. Adanya keterkaitan antara pihak-pihak tersebut memegang peran penting dalam proses pembentukan kepribadian seseorang. Kerjasama ini menciptakan lingkungan yang mendukung dan konsisten dalam mentransfer nilai-nilai agama Islam kepada generasi muda. Penting untuk diingat bahwa nilai-nilai Islam yang ingin dibentuk atau diwujudkan dalam pribadi Muslim harus melandasi akhlak, sehingga membentuk kepribadian yang fungsional dan aktual. Implementasi nilai-nilai ini dalam pendidikan keluarga memiliki dampak yang signifikan dalam membentuk karakter anak-anak agar dapat menjalani kehidupan dengan prinsip-prinsip Islam (Ristiana, 2020).

Terdapat beberapa metode yang bisa dilakukan dalam internalisasi nilai-nilai pendidikan agama Islam yaitu:

  1. Metode Nasihat Penerapan metode nasihat dengan cermat dapat menjadi alat yang efektif untuk membentuk perilaku dan nilai-nilai anak, khususnya dalam konteks pendidikan keagamaan. Dengan memahami kepekaan anak dan menggunakan pendekatan yang lembut, orang tua dan pendidik dapat menciptakan pengalaman yang positif dan mendukung perkembangan spiritual anak.
  2. Metode Keteladanan Menempatkan pentingnya teladan, terutama dalam konteks pendidikan anak. Memberikan contoh positif dan memberdayakan anak untuk mengamalkan nilai-nilai tersebut adalah langkah kunci dalam membentuk kepribadian dan karakter anak yang sesuai dengan ajaran Islam.
  3. Metode pembiasaan adalah proses memperkenalkan atau membiasakan seseorang dengan suatu kegiatan, perilaku, nilai, atau norma tertentu agar menjadi kebiasaan atau rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Metode ini bertujuan untuk membentuk kebiasaan yang positif atau memperkuat perilaku yang diinginkan. Metode pembiasaan dinilai efektif dalam membentuk karakter dan kebiasaan anak.
  4. Metode diskusi digunakan untuk mendiskusikan masalah-masalah keagamaan, hukum, etika, dan banyak aspek kehidupan lainnya. Diskusi dapat menjadi sarana untuk mendalami pemahaman agama, memecahkan masalah, dan mempromosikan pemahaman yang lebih baik.
  5. Metode targhib dan tarhib dinilai efektif hal ini senada dengan penelitian terdahulu yang mengemukakan bahwa dalam metode targhib dan tarhib ini diberikan bimbingan dan ampunan dimana diperuntukkan bagi anak yang bermasalah selanjutnya orang tua memberikan bimbingan agar anak  dapat memecahkan problem sendiri. Seorang anak harus dapat bertanggung jawab akan apa yang telah dilakukan. Jika merasa benar maka diberi reward, namun jika berbuat salah maka harus menanggung konsekuensi yang ada sehingga dapat mengubah perilaku anak dari buruk menjadi baik (Arfah & Aini, 2018).
- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!
Redaksi
Redaksihttps://pcnusumenep.or.id
Website resmi Nahdlatul Ulama Sumenep, menyajikan informasi tentang Nahdlatul Ulama dan keislaman di seluruh Sumenep.
Tetap Terhubung
16,985FansSuka
5,481PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Rekomendasi

TerkaitBaca Juga

TrendingSepekan!

TerbaruUpdate!

Urutan Wali Nikah Dalam Islam

7
Rubrik Lensa Fikih diasuh oleh Kiai Muhammad Bahrul Widad. Beliau adalah Katib Syuriyah PCNU Sumenep, sekaligus Pengasuh PP. Al-Bustan II, Longos, Gapura, Sumenep.   Assalamualaikum warahmatullahi...

Keputusan Bahtsul Masail NU Sumenep: Hukum Capit Boneka Haram

0
Mengingat bahwa permainan sebagaimana deskripsi di atas sudah memenuhi unsur perjudian (yaitu adanya faktor untung-rugi bagi salah satu pihak yang terlibat), sehingga dihukumi haram, maka apapun jenis transaksi antara konsumen dengan pemilik koin adalah haram karena ada pensyaratan judi.
Sumber gambar: Tribunnews.com

Khutbah Idul Adha Bahasa Madura: Sajhârâ Tellasan Reajâ

0
# Khutbah Pertama اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ...
Foto: NUOS

Keputusan Bahtsul Masail PCNU Sumenep: Hukum Berbisnis Rokok Ilegal

4
KEPUTUSAN BAHTSUL MASAIL PCNU SUMENEP DI MWCNU GAPURA YAYASAN MANHALUL ‘IRFAN Ahad, 13 Maret 2022 M / 10 Sya'ban 1443 H Pimpinan Sidang: MOH. SYAFIQ MAS’UD Dewan Tashih: KH. HAFIDHI SYARBINI Dewan...