Image Slider

Menyelami Cinta dari Kacamata Psikologi

Banyak dari kita mungkin belum memiliki pemahaman yang mendalam tentang cinta. Tidak jarang, kita menganggap bahwa pengetahuan yang diperoleh dari novel, film, atau lagu-lagu populer sudah cukup untuk menjawab berbagai persoalan seputar cinta. Padahal, pemahaman yang keliru justru dapat menyesatkan dan mengaburkan makna sejati dari cinta itu sendiri.

Cinta, yang seharusnya menjadi sumber energi positif dalam hidup, bisa berubah menjadi pemicu penderitaan, perpisahan, perceraian, bahkan rasa kehilangan yang menyakitkan. Namun, individu yang mampu mencintai dengan kedewasaan emosional—termasuk dari kejauhan—dan tetap menjaga hubungan yang sehat, dapat mengubah rasa kehilangan menjadi kerinduan yang indah, tanpa harus dibarengi oleh derita.

Untuk memahami cinta secara lebih mendalam, Nevzat Tarhan memulainya dengan membahas hakikat cinta itu sendiri. Pertanyaan-pertanyaan mendasar pun muncul: apa sebenarnya cinta itu? Mengapa seseorang bisa jatuh cinta? Bagaimana proses jatuh cinta terjadi? Kapan waktu yang tepat untuk mencintai? Dan bagaimana cara menjaga cinta agar tetap utuh?

Mengulas hakikat cinta berarti membuka kembali salah satu bentuk pengetahuan tertua dalam sejarah manusia. Cinta telah hadir sejak awal peradaban—dari kisah Nabi Adam dan Hawa hingga saat ini. Sulit rasanya membayangkan ada manusia yang tak pernah jatuh cinta, tak pernah merasakan perihnya cinta, atau tak pernah terbakar oleh luapan emosi cinta. Hampir setiap orang, setidaknya sekali dalam hidupnya, pernah berada dalam ambang perasaan yang dalam dan purba ini.

Kisah Nabi Yusuf dan Siti Zulaikha dalam tradisi sastra klasik menjadi ilustrasi kuat tentang cinta sebagai sesuatu yang manusiawi dan dapat dimaklumi. Ketika para wanita Mesir mencemooh Zulaikha karena perasaannya kepada Yusuf, ia mengundang mereka ke istana, menyuguhi mereka buah-buahan segar, dan kemudian memanggil Yusuf untuk hadir. Saat para wanita itu melihat ketampanan Yusuf, mereka terpukau hingga tanpa sadar melukai tangan mereka sendiri saat mengupas buah. Peristiwa ini menggambarkan betapa kuat dan menularnya daya tarik cinta. Dalam sekejap, mereka semua menjadi seperti Zulaikha—terperangkap dalam pesona cinta yang luar biasa.

Menariknya, meskipun tangan mereka terluka, tak satu pun dari para wanita itu berteriak kesakitan. Tak ada tangisan, tak ada jeritan—hanya tetesan darah yang perlahan membasahi gaun mereka. Dengan tenang, mereka menyeka luka itu dan, dalam kekaguman yang tulus, berkata, “Wahai Zulaikha, engkau benar. Maafkan kami. Dia memang makhluk terindah yang pernah diciptakan. Kami memahami sekarang.”

Dengan penuh kelembutan, Zulaikha berdiri dan menanggapi mereka dengan kata-kata yang dalam maknanya. Ia berkata, “Kalian hanya melukai tangan-tangan kalian, sementara aku telah melukai hatiku. Kalian hanya melihatnya sekali, tetapi aku telah diuji oleh pesona dan keindahannya selama bertahun-tahun.”

Kisah ini memberikan pelajaran penting bahwa kita tidak sepatutnya menghakimi seseorang hanya karena ia jatuh cinta. Dalam konteks ini, Zulaikha tidak lagi dipandang sebagai sosok bersalah, melainkan sebagai individu yang sedang mengalami pergolakan batin akibat cinta yang mendalam. Dalam tradisi sastra, kisah cinta antara Yusuf dan Zulaikha telah diabadikan dalam bentuk puisi-puisi epik yang menggambarkan cinta sebagai kekuatan transformatif dan spiritual. Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa dalam Al-Qur’an sendiri tidak terdapat keterangan yang secara eksplisit menyebutkan bahwa Nabi Yusuf dan Zulaikha menikah.

Tahapan berikutnya dalam memahami cinta adalah membahas bahasa cinta, yang membawa kita pada pemahaman yang lebih dalam dibandingkan sekadar hakikat cinta. Di sini, cinta dipandang sebagai inti dari hati manusia—sebuah pusat emosi dan makna yang mendalam. Salah satu bentuk pemeliharaan cinta yang paling utama adalah melalui institusi pernikahan. Pernikahan bukan hanya ikatan legal atau sosial, melainkan juga lahan subur bagi tumbuhnya cinta yang sehat dan saling mencintai.

Sebagai sebuah komitmen seumur hidup, pernikahan menuntut perawatan cinta secara berkelanjutan. Cinta perlu dipupuk, dijaga, dan dirawat agar tetap tumbuh. Di dalamnya terdapat berbagai lapisan, termasuk unsur romantisme yang membangun keintiman emosional, serta unsur erotisme yang memperkuat kedekatan fisik.

Namun, penting juga untuk memahami bahwa cinta tidak selalu membawa kebahagiaan. Terdapat sejumlah bencana cinta—seperti obsesi, ketergantungan emosional, atau cinta yang tidak sehat—yang perlu diwaspadai agar cinta tidak berubah menjadi sumber penderitaan.

Seluruh pertanyaan mendasar tentang cinta yang telah diuraikan sebelumnya telah dijawab oleh Prof. Nevzat Tarhan dalam buku ini. Dengan pendekatan yang berbasis pada penelitian ilmiah dan pengalaman klinis selama lebih dari 45 tahun di bidang psikologi dan psikiatri, Prof. Tarhan menyajikan pemahaman yang komprehensif mengenai cinta dari sudut pandang biologis dan psikologis.

Lebih dari sekadar teori, buku ini juga memperkaya wawasan pembaca melalui reinterpretasi kisah-kisah klasik dari dunia Timur dan pemikiran cinta yang diajarkan oleh Maulana Jalaluddin Rumi, semuanya dibahas dalam kerangka pengetahuan kontemporer.

Buku ini menjadi kontribusi penting dalam mengkaji cinta sebagai fenomena psikososial yang kompleks—sekaligus sebagai kebutuhan eksistensial manusia. Cinta dihadirkan bukan hanya sebagai emosi, tetapi juga sebagai cermin diri, jalan menuju kedewasaan, dan ruang eksplorasi atas dinamika seperti kasih sayang, kesetiaan, kecemburuan, romansa, hasrat, ekstasi, hingga kegilaan. Inilah salah satu upaya ilmiah yang menyeluruh untuk memahami cinta sebagai tema abadi yang tak pernah kehilangan relevansinya.

Judul: The Psychology of Love: Terapi Cinta untuk Mereguk Kimia Kebahagiaan
Penulis: Nevzat Tarhan
Penerbit: Qaf
Cetakan: September 2024
Tebal: 292 halaman
ISBN: 978-623-6219-93-5

*Amrullah, Gapura.

ADVERTISIMENT

sosial mediaFollow!

16,985FansSuka
5,481PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan

Rekomendasi

TerkaitBaca Juga!

TrendingViral!

TerbaruBaca Juga