Giligenting, NU Online Sumenep
Sejumlah santri dan masyarakat ikuti Kirab Santri, mulai dari simpang empat Aenganyar dan berakhir di halaman kantor Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Giligenting, Sabtu (21/10/2023) malam.
Tepat pada pukul 20.00 WIB, didampingi sejumlah masyayikh, tokoh masyarakat, Kepolisian dan Danramil, acara ini dilepas oleh Kiai Suryono selaku ketua panitia Hari Santri 2023 MWCNU setempat.
“Saya berharap nanti ditengah jalan bisa berjalan dengan rapi, dan meminta kepada tim keamanan untuk bersama-sama mengawal demi kelancaran acara. Yang paling penting, jamaah bershalawat,” pintanya.
Setibanya di halaman kantor MWCNU Giligenting, acara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars Syubbanul Wathan, dan Mars Hari Santri. Disamping itu, juga dilanjutkan dengan pembacaan Ikrar Santri Nasional.
Sifa Nur Fadilah, salah satu perwakilan santri, ia memberikan semangat kepada seluruh santri Giligenting untuk terus berupaya memberikan yang terbaik terhadap agama, bangsa, dan negara.
“Mari teriakkan kembali Hubbul Wathan minal Iman, bahwa mencintai tanah air adalah bagian dari iman. Maka dari itu, pada hari ini, kita harus bisa merefleksikan perjuangan ulama dengan berkontribusi kepada negeri,” ungkapnya.
Dengan tegas, Sifa meminta kepada seluruh santri supaya lebih membulatkan tekad dan memantapkan niat dalam memaknai kembali Resolusi Jihad untuk menjaga eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Saya kira perjuangan santri saat ini lebih berat, kita bukan melawan penjajah, bukan melawat Jepang dan Belanda, tapi melawan ego kita sendiri, melawan oknum yang ingin merusak NKRI dan merongrong Pancasila. Tugas kita sebagai santri adalah tetap menjaganya,” tambahnya.
Acara ini juga disemarakkan dengan shalawat bersama yang dipimpin oleh grup majelis shalawat al-Banjari Al-Azhar. Tidak hanya itu, setiap perwakilan santri Giligenting diperkenankan menampilkan kreasinya.
Dipuncak acara, seluruhan masyarakat membaca shalawat Nariyah sebanyak 1 Miliar dalam rangka menyukseskan program Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).