Partelon Berbagi Takjil, Komunitas Santri di Annuqayah Tetap Solid hingga Alumni

0
369

Kota, NU Online Sumenep

Sekumpulan santri alumni Pondok Pesantren Annuqayah Latee Guluk-Guluk, Sumenep melakukan bagi-bagi takjil. Mereka yang tergabung dalam Komunitas Partelon ini membagikan takjil kepada pengendara di sekitar Taman Tajamara, Kolor, Kecamatan Kota, Sumenep, Rabu (27/04/2022).

Ahmad Faily selaku koordinator kegiatan menuturkan, bahwa bagi-bagi takjil tersebut mengusung spirit berbagi dengan sesama di bulan Ramadhan. Apalagi berbagi makanan berbuka puasa di bulan Ramadhan menurut beberapa pendapat memiliki pahala yang sama dengan orang yang berpuasa.

“Selain itu, juga sebagai ikhtiar untuk mencapai manusia yang berbudi pekerti yang baik,” ujarnya, Kamis (28/04/2022).

Ia menuturkan, bahwa yang dibagikan ialah makanan ringan dan es teh sebagai menu untuk membatalkan puasa bagi setiap orang yang sedang perjalanan. Sedangkan pendanaan diperoleh dari kas Komunitas Partelon.

“Pendanaan dalam kegiatan tersebut diambil langsung dari kas komunitas,” ujar alumni MA 1 Annuqayah tersebut.

Sekilas tentang Komunitas Partelon
Komunitas Partelon merupakan sebuah komunitas santri di Pondok Pesantren Annuqayah Latee yang diinisiasi oleh Syafi’ie Shodiq bersama beberapa kawannya. Komunitas Partelon hingga saat ini tetap solid meskipun mereka sudah alumni dan kembali ke masyarakat.

“Komunitas ini didirikan pada tahun 2014 lalu. Mayoritas anggota komunitas ini adalah alumni dari lokal Bahasa Arab dan lembaga Tahfidzul Qur’an di Pesantren Annuqayah Latee,” kata Syafi’ie Shodiq, Ketua Komunitas Partelon.

Ia menambahkan, bahwa alasan didirikannya komunitas tersebut untuk mewadahi beberapa santri yang sudah keluar dari rayon lokal Bahasa Arab dan Tahfidzul Qur’an. Hal itu agar tetap bisa menjaga nilai-nilai pengetahuan yang sudah diperoleh selama berada di rayon lokal.

“Ini merupakan ikhtiar kami agar hal-hal yang diperoleh selama di rayon lokal tetap terjaga,” imbuhnya.

Selama di pesantren, lanjut Syafi’ie, sejumlah kegiatan dilaksanakan. Di antaranya melakukan bersih-bersih lingkungan pondok pesantren dan ziarah ke maqbarah masyayikh Pondok Pesantren Annuqayah.

“Ziarah ini dilakukan agar kami mendapat ilmu yang barakah, serta merawat tradisi ziarah kubur yang diwariskan sesepuh,” terang pria asal Kecamatan Talango, Sumenep ini.

Syafi’ie menambahkan, bahwa kegiatan setelah menjadi alumni pun beragam. Dan kesemuanya itu tidak jauh dengan cita-cita pendiri dan masyayikh Pondok Pesantren Annuqayah Latee, yakni merawat ajaran Ahlussunnah wal Jamaah.

Seusai di pesantren, sejumlah anggota Komunitas Partelon melanjutkan pendidikannya di kampus-kampus di pulau Jawa. Di antaranya, di Universitas Padjadjaran, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, UIN Sunan Ampel Surabaya, Instik Annuqayah, dan kampus lainnya.

“Meski berbeda kampus dan tempat tinggal, kami tetap solid dan menjalin komunikasi,” ucap Syafi’ie merupakan alumni MA Tahfidh Annuqayah ini.

Disebutkan, bahwa yang menjadi motivasi Komunitas Partelon tetap solid hingga menjadi alumni ialah agar ilmu dan ajaran yang diperoleh selama di pesantren tetap terjaga, khususnya di tengah gempuran arus modernisasi.

“Ini cara kami agar tetap bersambung sanad dengan masyayikh Pesantren Annuqayah. Karena ketika berkumpul dengan kawan-kawan selama di pesantren spirit dan identitas kesantrian tetap terjaga,” ungkapnya.

Dijelaskan, bahwa di antara cara agar komunitas ini tetap solid ialah terus menjaga hubungan baik dengan sesama anggota komunitas Partelon. “Meskipun hanya lewat grup WhatsApp, kami terus menjalin komunikasi yang intens,” urainya.

Komunitas Partelon tidak hanya sekumpulan santri pondok pesantren yang digunakan untuk konkow saja. Akan tetapi, mayoritas anggota Komunitas Partelon pernah memperoleh beragam prestasi, baik di tingkat regional maupun Nasional.

Di antaranya juara 1 pidato Bahasa Arab tingkat Nasional oleh Mahasin Fanani di Universitas Indonesia, Mohammad Ainur Ridha di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan Mohammad Amirullah di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Selain itu, ada Fathurrohim yang juara 1 cerita Bahasa Arab di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Mohammad Ainur Ridha dan kawan-kawan juara 1 lomba debat Bahasa Arab di STAIN (kini IAIN) Pamekasan, Muzammil juara 1 baca puisi se-Tapal Kuda di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo, serta beberapa prestasi di kejuaraan lainnya.

Editor: Ibnu Abbas

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini