Siapa yang tak kenal dengan orang Madura yang intonasi bicaranya keras dan memiliki etos kerja yang tinggi. Tak heran, mereka berada di mana-mana, bahkan se antero dunia. Mulai dari Jawa, Bali, Sumatera, Sulawesi, NTB, NTT, Papua, Kalimantan, Singapura, Arab Saudi, Malaysia, dan negara lainnya.
Dalam bidang pendidikan, sebagian menengah ke bawah. Namun kalau berbicara akal, mereka menengah ke atas. Tak jarang atau terkadang menimbulkan gelak tawa. Bahkan polisi dibikin geleng-geleng kepala.
Ceritanya berawal saat Pak Khomairi (nama samaran) yang berprofesi sebagai nelayan cantrang, pergi ke laut untuk mencari nafkah buat istri dan anaknya. Kala itu ia bersama awak kapalnya mengalami kesulitan dalam menjaring ikan. Kebetulan yang dijadikan incarannya adalah ikan-ikan yang memiliki nilai jual tinggi. Sebut saja ikan kerapu, pari, kakap merah, dan sejenisnya.
Saking jengkelnya, ikan yang ia incar tak kunjung didapat. Hingga akhirnya ia tak sengaja sudah berada di batas perairan laut Malaysia.
Dari kejauhan terdengar sirine milik Polisi Laut Malaysia. Singkat cerita, kapal tersebut menepi di perahu tradisionalnya. Kemudian polisi tersebut berkata, “Tuan telah melanggar batas-batas negara. Anda telah mencuri ikan di negara kami,” tegasnya petugas polisi itu.
Dengan santai Khomairi menjawab, “Sudah lah tak usah diambil ribut. Saya sampai ke sini mengejar ikan Madura yang lari ke laut Malaysia,” ujarnya.
Saat itu pula, polisi tersebut terpelongo ketika mendengar jawaban orang Madura, “hahahahahaha,” tawanya terbahak-bahak.
NB: Maaf, ini cerita fiktif.