Oleh: Mahasiswa STITA Sumenep
Syubbannul yaum rijalul ghad, sebuah maqolah yang berarti pemuda masa kini adalah pemimpin masa depan. Dari kalimat tersebut menunjukkan bahwa yang memimpin bangsa di masa mendatang adalah pemuda saat ini.
Pemuda saat ini bukan hanya mahasiswa, ada para santri yang juga bisa disebut pemuda. Mahasiswa ataupun santri, hakikatnya ingin memberikan perubahan menuju kebaikan.
Dewasa ini banyak pondok pesantren yang mengajarkan tentang teknologi kepada santri-santrinya. Selain teknologi, bahasa asing juga menjadi bahasa keseharian bagi santri di pondok modern ataupun pesanstren khalafiyah dan salafiyah. Bisa jadi, mahasiswa bisa kalah berbahasa asing dengan santri.
Pesantren salaf yang dikenal sebagai pesantren yang memegang tradisi ulama al-Mutaqaddimin yang mengembangkan literasi maupun sistem pengajaran klasikal. Yang lumrah di tengah-tengah masyarakat, pesantren salaf mengajarkan kitab kuning. Melalui kitab kuning inilah yang menjelaskan banyak hal, termasuk di bidang ilmu politik politik, ekonomi, keluarga, dan sebagainya.
KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) adalah seorang santri yang mampu melakukan perubahan di Indonesia. Banyak perubahan yang terjadi di Indonesia di masa kepemimpinannya. Tak hanya Gus Dur, ada juga KH Ma’ruf Amin yang kini menjabat sebagai Wakil Presiden RI, dan tokoh-tokoh lain yang lahir dari produk pesantren.
Ini bukti bahwa santri juga mampu disebut agen perubahan layaknya mahasiswa. Karenanya elok sepertinya jika saat ini kita sudah menyiapkan diri sebagai agen perubahan. Bagi santri, .emperdalam ilmu pengetahuan adalah sebuah keniscayaan. Sehingga terwujud baldatun thayyibatun bukan sekadar mimpi.
Ingat, jika dikaji secara istilah santri adalah seseorang yang mendalami ilmu agama dan kitab-kitab yang diajarkan oleh guru/kiyai. Setiap santri dituntut untuk belajar sepanjang hayat baik saat di pesantren maupun ketika sudah keluar dari pesantren. Tuntutan itu menjadikan para santri menjadi pembelajar dalam hidup dan masyarakat. Masyarakat adalah ujian yang sebenarnya dari kualitas seorang santri. Karena santri berasal dari masyarakat dan akan kembali ke masayarakat.