Batuan, NU Online Sumenep
KH A Pandji Taufiq, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep mengucapkan terima kasih kepada seluruh pengurus yang menyukseskan program NU Sumenep Menyapa. Berkat program tersebut menjadi jembatan untuk masyarakat, oleh masyarakat, dari masyarakat. Artinya program itu merupakan pembangunan ala santri atau warga sipil yang menopang program pemerintah.
“Jika jalan desa rusak, masyarakat turun tangan, selama pemerintah tidak hadir. NU yang mengisinya guna menyempurnakan program pemerintah. Jadi, jika ingin memperbaiki umat, pakailah cara umat. Jangan sampai hilang tradisi ini walaupun tersedot arus reformasi. Mari kita mengimbanginya,” ujarnya di acara Silaturahim dan Buka Bersama di aula setempat, Ahad (01/04/2022).
Saat ia hadir ke 16 desa di beberapa kecamatan, lanjutnya, Ranting NU berkerjasama dengan Pemerintah Desa (Pemdes). Pengurus mulai menampakkan potensi yang ada. Bukan potensi uang, tetapi yang digaungkan adalah potensi sosial kemasyarakatan.
“Ini luar biasa, sehingga keberadaan NU lebih anfa’ pada masyarakat. Kabupaten Sumenep akan makmur jika kondisi di desa kondusif. Apa yang dilakukan oleh ranting, bagian dari amanat Konferensi Cabang (Konfercab) tahun lalu di Pondok Pesantren Nasy’atul Muta’allimin Gapura, sehingga NU terus mendorong kegiatannya di tingkat desa,” ungkap Kiai Pandji.
Alumni Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk itu merasa gembira. Karena posisi NU sebagai penggerak atau mundzirul qaum mendapat gayung bersambut dari masyarakat, bahkan dari Pemdes dan simpatisan lainnya.
“Dulu, santunan anak yatim dan dhuafa dilakukan oleh NU Care-Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU). Kali ini kami mensettingnya dengan NU Sumenep Menyapa agar semua elemen di lingkungan NU bergerak untuk menyapa para mustahiq,” terangnya.
Dijelaskan pula, program ini sengaja dirancang agar menggugah semua pihak untuk menyapa. Tak terkecuali guru ngaji yang jarang diperhatikan. Tanpa guru alif Sumenep akan gelap.
“Kami berharap ke depan, kegiatan ini ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya. Yang saat ini didukung oleh Baitul Maal wa Tamwil Nuansa Umat (BMTNU) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS),” tuturnya.
Dirinya mengutarakan bahwa kegiatan buka bersama rutin setiap tahun digelar dengan konsep gotong royong. “Di sini kami urunan dan didukung oleh beberapa simpatisan. Barangkali diketuk tularkan di setiap Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU). Karena ini cara ber-NU di zaman dahulu yang dibangun secara gotong royong,” pintanya.
Acara diawali dengan istihotsah, dilanjutkan dengan laporan Ketua Panitia NU Sumenep Menyapa oleh Kiai A Quraisy.
“Santunan anak yatim capaiannya 2.453, jumlah biaya Rp379.870.000. Berbagi dengan guru ngaji capainya 1.482, jumlah biaya Rp150.090.000. Berbagi dengan janda dhuafa capaiannya 3.246, jumlah biaya Rp289.525.000,” tandas Ketua NU Care-Lazisnu Sumenep itu.