Manding, NU Online Sumenep
Al-Habib Syeikh Thariq Ghannam Al-Hasani Lebanon mengajak kepada warga Nahdlatul Ulama untuk senantiasa mempertahankan akidah Ahlussunah wal Jamaah dalam kehidupan beragama. Hal itu mengingat, hanya Ahlussunah wal Jama’ah yang tidak menyimpang dari ajaran Nabi Muhammad SAW.
“Tetaplah kalian berada dalam keyakinan Islam Ahlussunah wal Jamaah. Jangan sampai terpengaruh oleh ajaran-ajaran lain,” ujarnya saat mengisi Daurah Ilmiah yang diselenggarakan Majelis Wakil Cabang (MWCNU) Manding, di Masjid Babul Jannah, Manding Timur, pada Jum’at (19/8/2022).
Menurut ulama dari Global University Lebanon itu, Akidah Ahlussunah Wal Jamaah meyakini bahwa Allah SWT ada dan tidak butuh terhadap tempat. Berbeda dengan keyakinan lain yang menganggap bahwa Allah SWT berada di Arsy. Bahkan Syeikh Thariq mengatakan, bahwa yang menganggap Allah SWT berada di Arsy tidak tergolong sebagai orang muslim. Lantaran menyimpang dari dzat Allah SWT.
“Bukan orang muslim jika masih meyakini bahwa Allah SWT duduk di atas Arsy. Allah itu ada sebelum yang ada, Allah ada dan tidak ada permulaan dalam keberadaan-Nya, Allah tidak berubah, berbeda dengan kita sebagai makhluk-Nya,” tambahnya.
Ia pun meluruskan terkait pemahaman yang keliru beberapa kelompok yang menyimpang dari Akidah Ahlussunah wal al Jama’ah. Salah satunya, ketika berdoa menadahkan tangan menghadap ke atas langit, bukan berarti Allah SWT berada di atas langit.
“Ketika kita berdoa menghadap ke langit, itu karena langit adalah kiblat dalam berdoa. Layaknya Ka’bah yang menjadi kiblat shalat. Bukan berarti Allah SWT berada di atas langit,” terangnya.
Langit atau Arsy, lanjut Syeikh Thariq, adalah ciptaan Allah SWT yang berupa tempat. Sedangkan Allah SWT sama sekali tidak membutuhkan terhadap tempat. Sehingga ketika ada yang meyakini bahwa Allah SWT berada di Arsy, itu menyalahi ajaran. Sebab Allah tidak terikat oleh ruang dan waktu.
Lebih jauh, Syeikh Thariq juga mengajak untuk senantiasa merenungkan keagungan Allah SWT. Yang telah menciptakan alam semesta segenap isinya. Termasuk manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya. Hal tersebut adalah bukti keberadaan Allah SWT.
“Islam mengajarkan kita untuk berpikir tentang ciptaan-Nya. Mari kita berpikir, kita diciptakan menjadi ada, hingga bisa makan, minum, mendengar, melihat dan seterusnya, itu adalah bukti keberadaan dan keagungan Allah SWT. Segala sesuatu ada tidak secara tiba-tiba, melainkan ada yang menciptakan,” tegasnya.
Atas dasar itulah, Syeikh Thariq berpesan untuk mempelajari ilmu agama. Sebab ilmu agama sejatinya adalah kehidupan. Di dalam khazanah keilmuan Islam segala kebesaran Allah SWT diajarkan. Dan umat Islam wajib mengetahuinya.
“Wajib kepada kita semuanya belajar ataupun mengajarkan ilmu agama. Allah SWT mewajibkan kita belajar ilmu agama bagi yang mukallaf,” pungkasnya.
Editor: Ibnu Abbas
Jika syeikh bilang Allah tabaraka wata’ala tdk berada di ‘arsy pdahal Allah ta’ala sendiri yg menyatakan keberadaanNya di ‘Arsy,artinya syeikh menginkari hal ini. Astaghfirullah. Ayat-ayat yang menyebutkan bahwa Allah bersemayam di atas ‘Arsy diulang sebanyak 8 kali, pada surat Yunus (10): 3, ar-Ra’d (13):2, Thaha (20):5, al-Furqan (25):59, al-Qasas (28):14, as-Sajdah (32): 4, Fushilat (41): 11, an-Najm (53): 6 dan al-Hadid (57): 4
Ayat-ayat tersebut semuanya menjelaskan bahwa Allah bersemayam diatas ‘Arsy.