Pragaan, NU Online Sumenep
Hari Asyura sering disebut lebarannya anak yatim. Untuk meningkatkan amal ibadah seseorang, banyak orang berlomba-lomba berbuat kebaikan, salah satunya pada yatim.
Di Desa Larangan Perreng, Pragaan, Sumenep, KH Sa’dani Bahar selaku tokoh masyarakat di Dusun Tengginah, menyantuni enam anak yatim dengan uang tunai, plus dapat bonus krupuk, Senin (08/08/2022) lalu di kediamannya.
Wakil Rais Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Pragaan itu menjelaskan, bersedekah pada yatim di 10 Muharram tak harus dengan uang tunai. Artinya, jika terkendala dengan materi, maka bisa memberi makanan, minuman, pakaian yang pada dasarnya bagian dari melapangkan perilaku serta menggembirakan yatim.
“Sebagaimana Rasulullah bersabda bahwa barang siapa yang memberi makan dan minum pada anak yatim maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga,” terangnya.
Alumni Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk itu menuturkan bahwa dirinya memberi krupuk pada yatim sebagai ganti bingkisan yang lumrah dilihat di perkotaan.
“Semua yang kami berikan murni menggunakan uang pribadi. Barangkali langkah kami bisa menggugah para aghniya agar lebih berempati pada yatim dan dhuafa,” ungkapnya saat dikonfirmasi NU Online Sumenep, Kamis (11/08/2022).
Berbicara kepedulian pada yatim, sambungnya, dirinya selaku Rais Pengurus Ranting NU setempat selalu menyantuni yatim setiap bulan di momen kumpulan bulanan yang dihelat secara anjangsana atau secara bergiliran dari rumah anggota.
Hal terpenting, lanjutnya, yatim terus diperhatikan hingga dewasa atau masuk masa baligh.
“Anak yatim berhak menerima kasih sayang, mendapat makanan yang layak, dan pendidikan yang baik. Mengapa? Karena sejak kecil ia ditinggal oleh orang tuanya,” ungkap Kiai Sa’dani.
Berangkat dari inilah, dirinya memanfaatkan momen Asyura dengan memberikan apa yang ia punya. Baik berbentuk uang, makanan, minuman dan sejenisnya.
“Ingat, secara psikologis, anak yatim butuh perhatian kita. Untuk itu, mari kita dorong agar ia setara dengan anak lainnya yang normal,” tandasnya.
Pewarta : Fatihul Abror