Dungkek, NU Online Sumenep
Tidak lama lagi, Bulan Suci Ramadhan 1444 Hijriyah akan tiba. Umat Islam di seluruh dunia, utamanya di Indonesia akan menyambutnya dengan riang gembira. Lantaran ada banyak keberkahan dan keistimewaan yang Allah SWT limpahkan.
Menjalani ibadah puasa, memang bukan waktu yang tepat untuk berwisata. Namun, untuk sekadar melepas penat sembari menunggu waktu berbuka puasa, tentu dibutuhkan destinasi wisata alam yang masih asri dan tenang.
Berbicara soal destinasi wisata alam yang cocok dijadikan lokasi ngabuburit, di Kecamatan Dungkek, Sumenep terdapat satu pulau yang menyimpan ragam destinasi wisata alam tak kalah menarik. Bahkan pulau yang satu ini disebut-sebut sebagai pulau dengan kadar oksigen tertinggi kedua di dunia.
Adalah Pulau Gili Iyang, terletak di sisi timur daratan Kabupaten Sumenep. Di pulau ini terdapat satu destinasi wisata yang cocok untuk mengisi waktu ngabuburit bersama keluarga, yakni Batu Cangga.
Destinasi wisata alam Batu Cangga menjadi salah satu spot wisata unik yang ada di Sumenep. Batu Cangga cocok bagi wisatawan yang ingin menantang adrenalin.
Wisatawan perlu mempersiapkan sepatu yang bersol karet. Untuk melapisi alas kaki, agar tidak cedera saat berjalan menuju tempat wisata itu. Selain itu, dengan menggunakan sepatu karet, kita bisa nyaman saat melangkah, juga lebih mudah untuk menaklukkan medan terjal ini.
Pulau Gili Iyang sendiri memiliki kandungan oksigen tertinggi kedua di dunia setelah Yordania. Sehingga sangat cocok sebagai tujuan wisata kesehatan. Adrenalin akan mulai teruji ketika memasuki area kawasan yang terjal dan bertangga bambu curam, hingga suara derit ketika dilewati.
Sangat menantang, tetapi rasa lelah akan terbayar jika kita sudah mencapai tempat itu. Ketika berdiri di Batu Canggah, wisatawan akan merasakan sensasi deburan ombak yang memecah keheningan. Sensasi itu makin menyenangkan ketika kita bisa memandang lautan lepas.
Deburan ombak itu terasa begitu keras, karena di bawahnya ada tebing sedalam 100 meter yang berbatasan dengan pantai. Wisatawan juga akan merasakan terpaan angin kencang dan ombak laut yang menggulung. Batu Canggah sendiri berbentuk lonjong memanjang sekitar 200 meter, dengan tinggi langit-langit lima meter.
Rongganya melengkung seperti ombak yang menggulung. Pada salah satu sisi lorong langsung menghadap ke laut lepas yang diberi pembatas berupa pagar bambu. Lorong ini seperti disangga oleh sebuah batu setinggi sekitar lima meter berdiameter sekitar dua meter mirip seperti pilar besar pada bangunan gedung.
Batu Cangga terjadi karena adanya letusan gunung purba puluhan juta tahun yang lalu. Batuan itu merupakan sisa peninggalan letusan gunung api purba yang membentuk batuan andesit, breksi dan tufa.
Diduga lorong tersebut terbentuk akibat adanya abrasi air laut sejak ribuan tahun lampau sehingga menyebabkan munculnya runtuhan tebing (rock fall).
Disarankan bagi Anda yang penasaran dengan destinasi wisata yang satu ini, namun jarak tempuh yang amat jauh. Masyarakat di Pulau Gili Iyang juga menyediakan jasa penginapan. Jadi para pelancong bisa memaksimalkan waktu untuk menjalani ibadah puasa di Pulau Oksigen ini.
Sesekali juga menyempatkan untuk mampir ke titik oksigen tertinggi yang tak jauh dari lokasi Batu Cangga. Sembari membersamai warga sekitar yang ramah dan santun.