spot_img
Categories:

Bersedekah Untuk Orang Yang Meninggal, Apakah Mendapat Pahala?

- Advertisement -
Kiai Muhammad Bahrul Widad (Foto: Dokumentasi)

Rubrik Lensa Fikih diasuh oleh Kiai Muhammad Bahrul Widad. Beliau adalah Katib Syuriyah PCNU Sumenep, sekaligus Pengasuh PP. Al-Bustan II, Longos, Gapura, Sumenep.


 

Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh

- Advertisement -

Saya Arif dari Batang-Batang mau tanya masalah sedekah. Kalau orang bersedekah diniatkan agar pahalanya disampaikan ke orang yang sudah meninggal, apakah yang memberi sedekah mendapatkan pahala juga atau tidak? Terima kasih.


 

Wa’alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh

- Advertisement -

Saudara Arif yang terhormat.

Secara Ijma’ Ulama, bahwa bersedekah untuk orang yang sudah meninggal itu boleh bahkan dianjurkan, dan pahalanya sampai kepada si mayit

Dalam sebuah Hadits, Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu berkata:

أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَبِي مَاتَ وَ تَرَكَ مَالًا وَ لَمْ يُوصِ، فَهَلْ يُكَفِّرُ عَنْهُ أَنْ أَتَصَدَّقَ عَنْهُ؟ قَالَ: نَعَمْ

Bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Sesungguhnya ayahku sudah wafat, dia meninggalkan harta dan belum diwasiatkannya, apakah jika disedekahkan untuknya maka hal itu akan menghapuskan kesalahannya? Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab: Na’am (Iya).” (HR. Muslim No. 1630). Imam Muslim dalam kitab Shahih-nya, memasukkan hadits ini dalam Bab Wushul Tsawab Ash Shadaqat Ilal Mayyit (Bab: Sampainya pahala Sedekah kepada Mayit).

Imam Syafi’i dalam kitab al-Umm mengatakan bahwa ada tiga perkara yang pahalanya akan sampai kepada orang yang meninggal salah satunya adalah sedekahnya orang hidup terhadap mayit.

“صَدَقَةُ الْحَيِّ عن الْمَيِّتِ” أَخْبَرَناَ الرَّبِيْعُ بنُ سُلَيْمَانَ قَالَ حَدَّثَنَا الشَّافِعِيُّ إمْلَاءً قَالَ يَلْحَقُ الْمَيِّتَ مِنْ فِعْلِ غَيْرِهِ وَعَمَلِهِ ثَلَاثٌ حَجٌّ يُؤَدَّى عَنْهُ وَ مَالٌ يُتَصَدَّقُ بِهِ عَنْهُ أو يُقْضَى وَ دُعَآءٌ فَأَمَّا مَا سِوَى ذَلِكَ مِنْ صَلَاةٍ أَوْ صِيَامٍ فَهُوَ لِفَاعِلِهِ دُوْنَ الْمَيِّتِ. (الأم: 4/120)

Sedekahnya orang hidup terhadap mayit (bemanfaat untuknya/sampai kepadanya).” Meriwayatkan kepada kita ar-Robi’ Sulaiman, ia berkata: “telah menceritakan kepada kita Imam as-Syafi’i di dalam kitab Imla’, beliau berkata: terdapat tiga perkara yang sampai kepada mayit dari pekerjaan orang lain, yaitu: haji yang dilakukan untuk mayit, harta yang disedekahkan untuknya, dan doa. Sedangkan selain itu seperti shalat dan puasa, maka pahalanya bagi yang mengerjakan, bukan bagi mayit” (Al Umm juz 4, halaman 120)

Imam An Nawawi Rahimahullah menjelaskan tentang maksud hadits di atas:

وَفِي هَذَا الْحَدِيث جَوَازُ الصَّدَقَةِ عَنْ الْمَيِّتِ وَاسْتِحْبَابُهَا ، وَأَنَّ ثَوَابَهَا يَصِلُهُ وَيَنْفَعُهُ ، وَيَنْفَعُ الْمُتَصَدِّقُ أَيْضًا ، وَهَذَا كُلُّهُ أَجْمَعَ عَلَيْهِ الْمُسْلِمُونَ

Dalam hadits ini menunjukkan bolehnya bersedekah untuk mayit dan itu disunahkan melakukannya, dan sesungguhnya pahala sedekah itu sampai kepadanya dan bermanfaat baginya, dan juga bermanfaat buat yang bersedekah. Dan, semua ini adalah ijma’ (kesepakatan) semua kaum muslimin.” (Imam An Nawawi, Al Minhaj Syarah Shahih Muslim, 6/20. Mawqi’ Ruh Al Islam)

- Advertisement -

Maka dapat disimpulkan bahwa orang yang bersedekah tetap mendapat pahala seperti pahala yang didapat oleh orang yang disedekahi dengan tanpa mengurangi sedikitpun dari pahalanya orang yang disedekahi.

Irsyadul Ibad (Hal. 35-36)

عَنْ ابْنِ عُمَرَ مَا عَلَى أَحَدِكُمْ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَتَصَدَّقَ لِلّٰهِ صَدَقَةً تَطَوُّعًا أَنْ يَجْعَلَهَا عَنْ وَالِدَيْهِ إِذَا كَانَا مُسْلِمَيْنِ فَيَكُوْنُ أَجْرُهَا لَهُمَا وَ لَهُ مِثْلُ أُجُوْرِهِمَا بِغَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُوْرِهِمَا شَيْأً. (إرشاد العباد. ص: ٣٥-٣٦)

 

Qami’ut Thughyan ‘ala Mandzumati Syu’abul Iman (Hal 18)

وَ قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ ” مَا عَلَى أَحَدٍ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَتَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ أَنْ يَجْعَلَهَا لِوَالِدَيْهِ إِذَا كَانَا مُسْلِمَيْنِ فَيَكُوْنُ لِوَالِدَيْهِ أَجْرَهَا وَ يَكُوْنُ لَهُ مِثْلُ أُجُوْرِهِمَا مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُوْرِهِمَا شَيْءٌ ” (قامع الطغيان على منظومة شعب الايمان. ص: ١٨)

 

Namun dalam riwayat lain disebutkan bahwa orang yang bersedekah mendapat pahala karena berbuat baiknya, bukan karena pahala sedekahnya.

I’anatut Tholibin (Juz. 2 – Hal. 245)

نَعَمْ، الصَّدَقَةُ يَصِلُ نَفْسُ ثَوَابِهَا لِلْمُتَصَدَّقِ عَنْهُ إِجْمَاعًا وَكَأَنَّهُ هُوَ المُتَصَدِّقُ. وَ يُثَابُ المُتَصَدِّقُ ثَوَابَ الْبَرِّ لَا عَلَى الصَّدَقَةِ وَكَذَا يَصِلُهُ مَا دَعَا لَهُ بِهِ إِنْ قَبِلَهُ اللهُ تَعَالَى. (إعانة الطالبين: ٢/٢٤٥)

 

Wallahu A’lam




Lensa Fikih terbit setiap hari Kamis. Redaksi menerima kiriman pertanyaan seputar Fikih. Baik Fikih Ibadah, Munakahah, Mu’amalah dan lain-lain. Pertanyaan bisa dikirimkan melalui email ke alamat: redaksi@pcnusumenep.or.idatau melalui kontak WA redaksi ke nomor: 081703618172

- Advertisement -

3 KOMENTAR

  1. Senangbrasanya, admin jejakmufassir.my.id — dek mas Ahmad Yani bisa beekunjung ke website kami. Mihon doanya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!
Fahri Farghiz
Fahri Farghiz
Hanya manusia biasa yang ingin selalu belajar. Tidak ada yang istimewa.
Tetap Terhubung
16,985FansSuka
5,481PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Rekomendasi

TerkaitBaca Juga

TrendingSepekan!

TerbaruUpdate!

Urutan Wali Nikah Dalam Islam

5
Rubrik Lensa Fikih diasuh oleh Kiai Muhammad Bahrul Widad. Beliau adalah Katib Syuriyah PCNU Sumenep, sekaligus Pengasuh PP. Al-Bustan II, Longos, Gapura, Sumenep.   Assalamualaikum warahmatullahi...

Keputusan Bahtsul Masail NU Sumenep: Hukum Capit Boneka Haram

0
Mengingat bahwa permainan sebagaimana deskripsi di atas sudah memenuhi unsur perjudian (yaitu adanya faktor untung-rugi bagi salah satu pihak yang terlibat), sehingga dihukumi haram, maka apapun jenis transaksi antara konsumen dengan pemilik koin adalah haram karena ada pensyaratan judi.
Sumber gambar: Tribunnews.com

Khutbah Idul Adha Bahasa Madura: Sajhârâ Tellasan Reajâ

0
# Khutbah Pertama اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ...

Khutbah Idul Fitri Bahasa Madura: Hakekat Tellasan

0
# Khutbah I اَللهُ أَكْبَرُ (٩×) لَآ إِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ، اَللهُ أَكْبَرُ مَا تَعَاقَبَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ، اَللهُ أَكْبَرُ مَا...