Lenteng, NU Online Sumenep
Tulisan fiksi adalah sebuah tulisan yang dikarang berdasarkan imajinasi penulis, baik tokoh, alur cerita, hingga konflik di dalamnya. Tulisan fiksi bisa ditulis oleh semua kalangan, termasuk siswa.
Demikian penjelasan Juwairiyah saat menjadi pemateri dalam kegiatan Pelatihan Menulis Fiksi yang diselenggarakan oleh Sekolah Menengah Atas Islam (SMAI) Nurul Yaqin Lembung Barat, Lenteng, Sumenep Senin (26/08/2024) di Aula Nurul Yaqin.
Meskipun sebagian tulisan diambil dari kisah nyata, lanjutnya, pada umumnya tulisan fiksi tidak terikat dengan fakta atau sejarah sehingga seluruh cerita di dalamnya sesuai dengan khayalan sang penulis.
“Contoh tulisan fiksi dapat kita temukan pada buku novel fiksi, hikayat, fabel, cerpen, puisi, legenda, komik, dan dongeng,” lanjutnya.
Juwairiyah menambahkan, fokus materi pelatihan kali ini pada penulisan cerpen, drama, puisi, dan novel.
“Unsur intrinsik cerpen yang perlu diperhatikan ada tema, alur, tokoh, penokohan, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat,” jelasnya.
Di samping itu, untuk membuat drama, seseorang harus fokus pada komponen penting seperti plot, karakter, dan gesekan yang menjadi landasan narasi yang menarik.
“Kisah yang kuat adalah inti dari setiap drama yang sukses. Rancang karakter kalian dengan kedalaman, motivasi, dan kekurangan yang sesuai dengan penonton,” tambahnya.
Juga, hal yang harus diperhatikan dalam menulis puisi yaitu tema dan makna, diksi dan pilihan kata, imaji dan gaya bahasa, rima, dan irama, serta struktur dan bentuk puisi.
“Menulis puisi adalah sebuah seni yang menuangkan perasaan dan gagasan dengan bahasa yang indah dan bermakna,” ungakpnya.
Sementara, lanjut Juwairiyah untuk menulis novel memang butuh waktu dan upaya, tetapi prosesnya sangat menyenangkan.
“Mulailah dengan memikirkan plot dan tokoh, kemudian buat komitmen untuk menulis secara konsisten. Setelah menyelesaikan draf pertama, lanjutkan dengan revisi dan edit sampai novel terasa lengkap. Kemudian, pertimbangkan apakah ingin menerbitkannya atau tidak,” tandasnya.
Di samping itu, KH. Manshuri selaku Kepala SMAI Nurul Yaqin menuturkan bahwa harapan dari kegiatan pelatihan menulis fiksi ini adalah bagaimana bisa menumbuhkan semangat siswa-siswi untuk tetap berkarya sekecil apapun.
“Tindak lanjut dari kegiatan ini nanti para siswa-siswi akan membuat mading dan antologi sastra sekolah. Juga, akan mengadakan pelatihan menulis non fiksi,” pungkasnya.
Editor: Firdausi