spot_img
Categories:

Pesantren Paramaan Gelar Khatmil Quran untuk Kelancaran Istigasah Kubra di Gersik Putih

- Advertisement -

Gapura, NU Online Sumenep
Istigasah kubro untuk keselamatan lingkungan dan persaudaraan yang akan digelar di Gresik Putih siang ini, Sabtu (27/05/2023) mendapatkan dukungan dari berbagai pihak.

Istigasah Kubro ini dilaksanakan bersama kiai dan ulama setelah sebelumnya aksi demonstrasi dilakukan oleh warga di Kantor BPN dan Pemkab Sumenep beberapa waktu lalu.

Bentuk dukungan tersebut datang dari salah satu pesantren di Kecamatan Gapura yaitu Pesantren Paramaan Gapura. Untuk mendukung kelancaran acara istigasah kubro tersebut, para santri menggelar kegiatan khotmil Qur’an Jumat malam (26/05/2023).

- Advertisement -

Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Paramaan Gapura, Kiai A Tirmidzi Mas’ud mengatakan bahwa menjaga lingkungan adalah kewajiban bersama. Bukan hanya kewajiban segelintir orang. Termasuk juga menjadi kewajiban pesantren dan para santri-santrinya.

“Ini memang menjadi kewajiban bersama, bukan hanya kewajiban para tokoh agama ulama dan kiai. Tetapi kewajiban rakyat secara umum. Namun, kiai sebagai figur dan sebagai tokoh yang memahami utuh dalam hal keagaman menyangkut hak hak rakyat dan hak hak negara,” tegasnya.

Kiai Tirmidzi, sapaan lekatnya menambahkan bahwa laut maupun pantai di kawasan Dusun Tapakerbau harus dipertahankan keasriannya. Sebab di kawasan itu banyak ekosistem laut yang perlu dirawat agar sumber mata pencaharian warga setempat tidak rusak.

- Advertisement -

“Sesuai konsep laut di Kabupaten Sumenep. Laut termasuk kawasan yang wajib dilindungi. Laut di Tapakerbuy kan tempat warga mencari ikan dan biodata laut jadi sangat naif ketika kita abai terhadap soal ini. Sebenarnya negara yang harus hadir. Jika Negara diam ini kan menjadi lelucon yang dipertontonkan kepada publik. Negara jangan bermain dagelan dalam persoalan ini,” tambahnya.

Diketahui, Istigasah Kubro yang akan digelar ini akan dimulai pukul 13.00 WIB di Masjid KH. Zainal Abidin, Dusun Takerbuy Desa Gersik Putih Gapura Sumenep.

Salah seorang Warga Dusun Tapakerbau yang juga penanggung jawab kegiatan, Ahmad Siddiq mengatakan bahwa istigasah kubra digelar sebagai salah satu ikhtiar menyelamatkan laut agar tidak dirusak. Selain itu juga menjaga hubungan persaudaraan agar tak dirusak oleh kepentingan-kepentingan pragmatis.

”Doa bersama atau istigasah ini merupakan bagian dari ikhtiar kami seluruh warga bersama para masyaikh dan aktivis lingkungan untuk menyelamatkan laut agar tidak dirusak,” terangnya.

Siddik menyampaikan istigasah kubro ini dilaksanakan dalam rangka memohon agar tetap diberi keselamatan dan terjalin persaudaraan khususnya di Desa Gersik Putih.

“Sekaligus memohon agar tetap diberi keselamatan dan terjalin persaudaraan khususnya di Desa Gersik Putih,” katanya.

Sementara, dalam tulisan yang tersebar diberbagai paltform What Ap, Kiai Dardiri Zubairi menyebutkan alasan Kenapa para kiai turun gunung untuk menggelar istigasah kubro tersebut.

“Sikap ini merupakan bentuk solidaritas terhadap warga Tapakerbuy yang tanpa lelah dan mati -matian mempertahankan wilayah pesisir agar tidak direklamasi menjadi tambak garam. Warga butuh support, butuh ruang untuk mengadu. Istighasah menjadi pilihan untuk dijadikan ruang mengadu kepada Allah, Pencipta alam, sekaligus menghimpun petuah, pitutur, dawuh, dan support dari para kiai dan warga luar kampung,” tulis kiai Dardiri.

- Advertisement -

Kiai Dardiri melanjutkan bagaimana perjuangan warga dalam menolak reklamasi laut tersebut. Dalam tulisannya, ia menyebutkan sejak bulan ramadlan hingga saat ini mereka bergantian melakukan ronda, menjaga eskavator dan perahu yang akan mengangkut alat reklamasi agar tidak masuk.

“Dengan perahu kecil mereka menghadang eskavator, mengingatkan saya pada aktivis Greenpeace yang menghadang tanker besar di tengah lautan. Karena tindakannya ini pula mereka dilaporkan ke kepolisian, meski masih diminta klarifikasi, karena dianggap menyandera ( mungkin eskavator dan perahu milik investor),” ungkapnya.

Karena, ia menambahkan dalam situasi kosong kepemimpinan seperti ini, para kiai yang turun gunung sangat tepat. Mereka sudah selayaknya bersama warga yang sendirian dan didhalimi.

“Jika ada yang mengatakan dan seolah menyalahkan, kenapa kiai turun, mereka yang menyalahkan seharusnya justru bertanya, kenapa negara diam?” pungkasnya.

Editor: Ibnu Abbas

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!
Tetap Terhubung
16,985FansSuka
5,481PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Rekomendasi

TerkaitBaca Juga

TrendingSepekan!

TerbaruUpdate!

Urutan Wali Nikah Dalam Islam

5
Rubrik Lensa Fikih diasuh oleh Kiai Muhammad Bahrul Widad. Beliau adalah Katib Syuriyah PCNU Sumenep, sekaligus Pengasuh PP. Al-Bustan II, Longos, Gapura, Sumenep.   Assalamualaikum warahmatullahi...

Keputusan Bahtsul Masail NU Sumenep: Hukum Capit Boneka Haram

0
Mengingat bahwa permainan sebagaimana deskripsi di atas sudah memenuhi unsur perjudian (yaitu adanya faktor untung-rugi bagi salah satu pihak yang terlibat), sehingga dihukumi haram, maka apapun jenis transaksi antara konsumen dengan pemilik koin adalah haram karena ada pensyaratan judi.
Sumber gambar: Tribunnews.com

Khutbah Idul Adha Bahasa Madura: Sajhârâ Tellasan Reajâ

0
# Khutbah Pertama اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ...

Khutbah Idul Fitri Bahasa Madura: Hakekat Tellasan

0
# Khutbah I اَللهُ أَكْبَرُ (٩×) لَآ إِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ، اَللهُ أَكْبَرُ مَا تَعَاقَبَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ، اَللهُ أَكْبَرُ مَا...