Rutinan Bahtsul Masail: Ajang Konsolidasi Pengurus NU di Sumenep

0
28
Komisi Tanfidziyah Bahtsul Masail PCNu Sumenep di MWCNU Bluto

Bluto, NU Online Sumenep
Rutinan Bahtsul Masail dan Konsolidasi Perkumpulan Nahdlatul Ulama kembali digelar. Kegiatan rutin bulanan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep ini berlangsung di MWCNU Bluto, tepatnya di Pondok Pesantren Nasyrul Ulum Aengdake, Bluto, Sumenep. Ahad, 8 Desember 2024.

Ketua PCNU Sumenep, KH A Pandji Taufiq mengatakan bahwa kegiatan rutin bulanan ini merupakan ajang konsolidasi yang dikemas sedemikian rupa. Mulai dari kajian lewat Bahtsul Masail, musyawarah keorganisasian, pengobatan gratis dan sebagainya.

”Alhamdulillah kita masih istiqamah menggelar pertemuan rutin ini di mushalla, masjid dan pondok pesantren. Pertemuan ini bukan sekadar berdzikir, melainkan juga mengaji, seperti Bahtsul Masail. Ini perlu dipelihara, karena juga memuat unsur konsolidasi di dalamnya,” ungkapnya saat memberikan sambutan.

Kendati begitu, Kiai Pandji menilai bahwa makna konsolidasi dalam pertemuan rutin tersebut perlu diperkuat lagi. Mengingat masih ada beberapa MWCNU yang absen. Padahal di dalamnya membahas perihal administrasi, kepemimpinan dan keorganisasian secara umum.

”Lalu bagaimana jika yang hadir bukan dari tatanan pimpinan. Tentu ini tidak nyambung,” tambahnya.

Atas dasar itu, ia meminta kepada jajaran mandataris, dalam hal ini Rais, Katib, Ketua dan Sekretaris MWCNU se-Sumenep untuk mengupayakan rutin hadir. Permintaan itu tentu didasari oleh kesanggupan para pengurus untuk mengabdi di NU saat dilantik.

”Mari kita upayakan setengah wajib bagi para mandataris [Rais, Katib, Ketua dan Sekretrais] di berbagai jenjang struktur kepengurusan. Karena sudah baya’tu alassam’i wath-tha’ah. Bukan kepada Pak Pandji, tapi kepada NU,” pintanya.

Kiai Pandji menambahkan,  bahwa dalam pertemuan itu, khusus jajaran tanfidziyah ada banyak hal yang akan dibahas berkaitan dengan roda organisasi. Sehingga jajaran pimpinan di tingkat MWCNU perlu terlibat agar terjadi kesinambungan.

Salah satu yang perlu dibahas saat ini adalah keberlanjutan dari program penyelesaian akta wakaf tanah. Sebab beberapa waktu lalu, PCNU se-Jawa Timur melakukan kerjasama dengan pertanahan untuk menyikapi hal tersebut.

”Karena di Jawa Timur ini bantak, tentu di Sumenep juga demikian. Dan penyelesaian akta wakaf tanah ini menjadi kewajiban kita untuk diurusi. Sehingga perlu upaya konsolidasi terlebih dahulu di internal dengan giat menghadiri pertemuan-pertemuan,” terangnya.

Lebih jauh, Kiai Pandji berharap, di berbagai struktur kepengurusan, baik MWCNU maupun Ranting NU tetap istiqamah menggelar pertemuan rutin. Baik itu setiap bulan, setengah bulan atau bahkan setiap minggu.

“Secara kuantitatif ini sangat positif. Karena paling tidak menghadirkan barakah,” tandasnya.

Diketahui, acara rutin bulanan ini telah berlangsung sejak tahun 1987 silam. Dikemas dengan Bahtsul Masail tentang berbagai problematika sosial-keagamaan mutakhir bagi jajaran Syuriah. Kemudian musyawarah keorganisasian bagi jajaran tanfidziyah. Digelar secara bergiliran di masing-masing MWCNU se-Sumenep.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini