Bluto, NU Online Sumenep
Rais Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep, KH Hafidhi Sarbini menjelaskan tentang etika perdebatan di Bahtsul Masail. Menurutnya, etika ini penting agar tidak sampai menghilangkan esensi Bahtsul Masail sebagai forum yang merumuskan fatwa keagamaan sebagai panduan menyikapi berbagai dinamika.
Hal demikian disampaikan Kiai Hafidhi saat menghadiri Bahtsul Masail PCNU Sumenep di Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Bluto. Kegiatan rutin ini dipusatkan di Pondok Pesantren Nasyrul Ulum, Aengdake, Bluto. Ahad, 8 Desember 2024.
”Setiap argumentasi yang disampaikan dalam acara Bahtsul Masail tidak mungkin sempurna. Pasti ada kesalahan dan kekeliruan, tidak mungkin benar semua,” ungkapnya saat memberikan taujihat.
Tanpa disadari, menurut Kiai Hafidhi, tidak sedikit dalam perdebatan Bahtsul Masail motifnya mencari kemenangan, bukan kebenaran. Bahkan argumentasinya sampai menjelek-jelekkan orang lain yang tidak sependapat.
”Banyak yang berargumentasi mencari kemenangan, bukan kebenaran. Bahkan sampai menjelek-jelekkan lawan bicara yang tidak sependapat,” terangnya.
Cara-cara seperti itu, lanjut Kiai Hafidhi, bukanlah cara-cara ulama. Sebab bagi ulama, Bahtsul Masail diniatkan untuk menambah ilmu. Bukan mencari kemenangan dan tidak terima jika disalahkan.
”Cara ulama tidak begitu. Ulama kalau disalahkan ya diam. Sebab Allah SWT sendiri yang akan menampakkan kebenaran itu. Jadi niatkan untuk menambah ilmu, bukan mencari memang,” tegas Kiai Hafidhi.
Kiai Hafidhi lantas menukil firman Allah SWT dalam surah Al-Isra ayat 81
وَقُلْ جَاۤءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ ۖاِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوْقًا
Artinya: Katakanlah, “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sesungguhnya yang batil itu pasti lenyap.
Karena itu, Kiai Hafidhi mengajak untuk tetap istiqamah hadir di rutinan Bahtsul Masail PCNU Sumenep. Namun jangan diniatkan mencari menang, melainkan mencari ilmu. Lebih dari itu, juga yang tak kalah penting adalah hadir berkumpul dalam majelis ilmu.
”Tidak apa-apa dikalahkan orang lain, sebab di sisi Allah SWT, salah ya tetap kalah. Benar pasti menang. Apabila menghasilkan Keputusan yang salah, tentu di kemudian hari Allah SWT akan mengalahkan keputusan salah itu dengan keputusan yang benar,” tandasnya.
Diketahui, acara rutin bulanan ini telah berlangsung sejak tahun 1987 silam. Dikemas dengan Bahtsul Masail tentang berbagai problematika sosial-keagamaan mutakhir bagi jajaran Syuriah. Kemudian musyawarah keorganisasian bagi jajaran tanfidziyah. Digelar secara bergiliran di masing-masing MWCNU se-Sumenep.