Kota, NU Online Sumenep
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep siap menghadiri dan mensukseskan Konferensi Wilayah (Konferwil) XVIII Nahdlatul Ulama Jawa Timur di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, pada Jumat-Ahad (02-04/08/2024) mendatang.
Sekretaris PCNU Sumenep, Zainul Hasan mengatakan bahwa pihaknya telah menggelar Rapat Harian Syuriyah dan Tanfidziyah pada Ahad (28/07/2024) kemarin. Pertemuan tersebut guna membahas tentang persiapan menghadiri permusyawaratan tertinggi NU di tingkat wilayah itu. Seperti delegasi yang akan hadir berikut berkas-berkas administrasinya, kesiapan armada dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait.
”Sesuai hasil Keputusan Rapat Harian Syuriyah & Tanfidziyah, PCNU Sumenep akan mengirim Delegasi Resmi (sesuai dengan Undangan Konferwil NU Jatim) sebanyak 10 orang, 1 orang Peserta Utusan dan 9 orang Peserta Peninjau, terdiri dari pengurus Harian Syuriyah dan Tanfidziyah PCNU Sumenep,” ungkapnya, dalam keterangan tertulis yang diterima NU Online Sumenep, Senin, (29/07/2024).
Adapun 10 orang pengurus Syuriah dan Tanfidziyah PCNU Sumenep itu antara lain: KH Hafidhi Sarbini (Komisi BM Waqi’iyah), KH Zainurrahman Hammam (Komisi BM Mudlu’iyah), KH Muhammad Bahrul Widad (Komisi BM Maudlu’iyah), KH Chairul Anam (Komisi BM Qanuniyah), H A Pandji Taufiq (Utusan, Komisi Organisasi), H Yusuf Efendi (Komisi Rekomendasi), Moh Halili (Komisi Rekomendasi), Zainul Hasan (Komisi Program Kerja), Wardi (Komisi Organisasi) dan Muhammad Puadi (Komisi Program Kerja).
”Selain delegasi resmi tersebut, Pengurus Harian Syuriyah dan Tanfidziyah PCNU Sumenep yang tidak tercover sebagai delegasi resmi, mereka juga akan hadir ikut meramaikan Konferwil NU Jatim sekaligus ziarah ke makam para Muassis NU di Jombang,” tambahnya.
Gagasan yang akan Dibawa ke Konferwil NU Jatim
Tak hanya mempersiapkan tim dan armada, PCNU Sumenep juga telah menyiapkan sejumlah gagasan yang akan dibawa ke Konferwil XVIII PWNU Jatim.
Pertama, PWNU Jatim perlu merumuskan Grand Design NU Jawa Timur 5 tahun ke depan. Hal ini mestinya dilakukan lewat forum Lokakarya Perencanaan Strategis sebelum hari ’H’ pelaksanaan Konferwil. Melibatkan para pemangku kepentingan di Jawa Timur.
”Sehingga pada hari ’H’ Konferwil, di Komisi Program, hasil Lokakarya itu dijadikan draft, tinggal disempurnakan dan ketuk palu,” ujarnya.
Kedua, ia menilai, selama ini PWNU Jatim cenderung asal buat menyusun program di setiap permusyawaratannya. Program dibuat hanya oleh satu dua orang saja dan tidak partisipatif. “Itupun kadang dibuat di atas meja. Tidak dilokakaryakan. Sehingga program yang tampak ke permukaan hanya berisi daftar keinginan, bukan kebutuhan.” jelasnya.
Atas dasar kegelisahan itu, menurutnya, PWNU Jatim perlu membangun sistem tata Kelola organisasi yang baik. Tidak hanya mementingkan urusan calon-mencalonkan. “Siapapun yang jadi, kalau sistemnya sudah terbangun dan tertata dengan baik, perjalanannya akan baik-baik saja. Semoga bangunan sistem NU di Jawa Timur ke depan tidak tenggelam oleh hiruk-pikuk kandidasi yang mewarnai Konferwil NU Jatim kali ini,” harapnya.
Ketiga, sebagai organisasi sosial keagamaan terbesar di dunia, perlu diupayakan bagaimana kesatuan komando jam’iyah (tauhid as-shufuf) bisa benar-benar efektif diterapkan di semua tingkat kepengurusan NU dan perangkat perkumpulan NU. Hal demikian menjadi sangat penting dalam mewujudkan organisasi yang kuat dan kokoh.
”Karena hanya dengan begitu, NU akan menjadi jam’iyah yang kuat, kokoh dan tak tertandingi. Ingatlah selalu pada dawuh Hadlratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari, bahwa tujuan beliau mendirikan NU adalah : Li tauhid as-shufuf al-‘ulama,” tandasnya.
Editor: A Habiburrahman