Guluk-Guluk, NU Online Sumenep
Jelang Muktamar ke-34 NU di Lampung pada 23-25 Desember 2021, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep, KH A Pandji Taufiq berharap dilaksanakan secara kegembiraan. Karena seluruh pengurus NU se-Indonesia akan berkumpul di sana.
“Seluruh warga NU akan bertemu dengan sesama saudara, sesama muslim, dan sesama Ahlussunnah wal Jamaah. Oleh karenanya, mari kita sambut gembira dan sukacita. Sudah 5 tahun tidak bertemu dalam acara akbar tersebut,” ujarnya, Kamis (14/10/2021) di kediamannya Desa Guluk-Guluk, Sumenep.
Menurutnya, bergembira dalam arti menjalin silaturrahim. Sebab NU adalah salah satu alat untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah, An-Nahdliyah, Wathaniyah, dan Basyariyah. Lewat kegembiraan itulah akan menghasilkan keputusan-keputusan strategis demi agama, bangsa, negara, dan dunia.
“Mohon jangan sampai nodai makna ukhuwah dengan kubu-kubu atau saling tegang antar sesama peserta Muktamar. Tugas utama NU adalah memperekat ukhuwah,” sergahnya.
Alumni Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk itu mengutarakan, ada keinginan dari sejumlah kiai di Jawa Timur mengusulkan pemilihan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dengan menggunakan sistem Ahlul Halli wal Aqdi (Ahwa).
“Ini hanya keinginan. Manusia hanya merencanakan tapi Allah yang menentukannya,” ungkapnya.
Kiai Pandji menjelaskan, latar belakang muncul keinginan tersebut adalah bagaimana NU bisa menjadi perekat ukhuwah dan terus dikembangkan sampai ke akar rumput. Karena NU adalah organisasi masa atau Ormas yang besar. Tetapi kebesaran NU belum dimanfaatkan oleh warga sendiri. Sebaliknya dimanfaatkan oleh pihak luar.
“Kami berharap, bagaimana kedepannya ada konsolidasi besar di tubuh NU untuk kesejahteraan warga NU, rakyat, dan kepentingan Indonesia,” harapnya.
Persiapan PCNU Jelang Muktamar
Kiai Pandji menyatakan, menjelang Muktamar, tradisi NU Sumenep menggelar rapat khusus. Baik dari unsur Syuriyah dan Tanfidziyah.
“Dua pekan lagi akan ada rapat guna membahas beberapa rumusan yang yang akan dibawa ke Muktamar. Kami akan membagi beberapa kelompok yang sesuai dengan komisinya masing-masing,” terangnya.
Selain itu, pihaknya akan mengangkat isu kerakyatan yang menjadi perhatian pengurus. Mulai dari isu Sumber Daya Alam (SDA), perubahan iklim, kesehatan, dan maraknya perkembangan teknologi di era 5.0
“Isu ini akan kami songsong agar warga NU faham. Misalnya perkembangan teknologi yang mulai mempengaruhi anak sejak dini. Ini semua dibahas bersama, bukan dibahas oleh pengurus NU, tetapi dipahami oleh warga NU sendiri,” jelasnya.
Kiai yang menjabat sebagai Ketua PCNU selama tiga periode ini mengutarakan bahwa, di sidang Bahtsul Masail komisi Tanfidziyah yang di Kecamatan Dasuk, beliau telah menginstruksikan kepada seluruh warga dan pengurus NU untuk melaksanakan istighotsah di masjid, mushala, dan acara lailatul ijtima. Dengan harapan Muktamar berjalan lancar.
“Mudah-mudahan Muktamar dilaksanakan setengah luring dan daring, atau Hybrid. Karena Covid-19 mulai melandai. Makanya kami gelar istighotsah agar wabah ini enyah dari Indonesia dan Muktamar berjalan gembira,” tandasnya.