Puisi-Puisi Barokatus Jeh

2
312
Foto : Tim eksekutor NU Online Sumenep

Hujan

Dulu kukira hujan adalah sebuah air mata bidadari yang menangis
tersebab rindu misalnya atau karena bersedih hati
Tapi semakin ke sini
kerapkali ia sebagai kenangan
Entah menjelma rindu atau cinta
masih menggenang di kedua bola matamu
Akhir-akhir ini aku tahu
bahwa permukaan sayangmu
Muncul di gelas-gelas pedagang kaki lima
di tengah-tengah gedung pencakar cakrawala
di kafe-kafe yang mengundang biduanita
di mall-mall tempat menjual berbagai kebutuhan
di kaca-kaca kamar mandi toilet umum
di segala hal yang membayangi wajahmu
dan di genangan puisimu

Indramayu, 2022

Malam Minggu di Jaksel

Hujan bertandang di malam buta perayaan rindu
bagi setiap pejuang cinta yang dimiliki oleh segenap muda-mudi
Apakah tidak diwajibkan untuk para jomblo
Terserah saja, katamu
Sebab Kampung Kemang menunggumu menuliskan puisi
Di sana tersaji makanan murah
Kau bisa berfantasi di alam kata-kata
Kau bisa hidangkan pada tahun-tahun perayaan Jakarta
dan kau menjelma penyair baru di malam kau duduk sendiri tanpa pacar

Indramayu, 2022

Di Hadapan Masa Kini

Di hadapan masa kini
Kata-kata sulit untuk berteriak dan speak up
Hidupnya disibukkan oleh tanda baca yang tak berujung
Ia meminjam koma yang kebetulan lewat
Menyimpannya di spasi saku bajunya
Sebab ia butuh tenaga untuk mengungkapkan kebenaran
Kata-kata kembali ke muasal puisinya yang sunyi
Bunyi yang selalu hadir hanyalah suara rindu
Kata-kata melompat begitu saja
Mengambil metafora dan majas
Sembari menoleh ke belakang
Dengan mata awas dan menerkam

Indramayu, 2022

Surat Sore Kepada Bumi

Tubuhmu kasihku, ialah gemetar kota yang wajib kuziarahi
Senyummu kasihku, penerang sebelum gelap menyambut
Bisikmu kasihku, adalah pengharapan sia-sia dari seluruh amsal cuaca
Mencintaimu kasihku, menikam sepi dan memeluk rindu saban minggu
Di jarak imaji, mari kita membaca tetesan kangen yang dialamatkan untuk bumi selepas panen selesai

Indramayu, 2022

Risalah Panjang

Daun-daun di luar gedung itu, kasihku
Adalah risalah panjang saksi orang-orang menghadapi jatuh bangun
Daun-daun di luar gedung itu, kasihku
Menyambut hujan yang mengemas sepi
Di antara hiruk-pikuk orang berdasi
Daun-daun di luar gedung itu, kasihku
Adalah nyalang matamu yang masih menggantungkan bibit rindu
Di halaman rumah ibu
Selamat hari Pancasila, katamu

Indramayu, 2022

Barokatus Jeh atau biasa dipanggil Barjeh. Karyanya termakhtub di Antologi Mudik ke Rahim Ibu, puisi Pilihan Lomba Menulis Puisi 2019 Indramayu (2019), Lelaki yang Mendaki Langit Pasaman Rebah ke Pangkuan, Pasaman dalam Puisi Penyair Nusantara (2019) dll. Serta tulisannya termuat di media Rembukan.com, Apajake.id, Mbludus.com, Magrib.id, Cerano.id, Literasi Kalbar, Umakaladanews, LP Ma’arif  NU Jawa Tengah, Radar Madiun  dan Medan Pos. Barjeh aktif di grup daring Kelas Puisi Bekasi (KPB).

 

2 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini