KEPUTUSAN BAHTSUL MASAIL PCNU SUMENEP
DI MWCNU DUNGKEK
Ahad, 12 September 2021 M / 5 Safar 1443 H
Pimpinan Sidang:
K. MOH. SYAFIQ MAS’UD
Dewan Tashih:
KH. HAFIDHI SYARBINI
Dewan Tahrir:
KH. CHAIRUL ANAM
KH. KHOLILULLAH
~~~ PRAKTIK JUAL BELI AIR (SUMUR PRIBADI DAN SUMUR BOR PRIBADI) ~~~
Deskripsi Masalah
Air adalah sumber kehidupan bagi makhluk hidup dan salah satu karunia besar Allah Swt. untuk kelangsungan hidup manusia. Tanpa air manusia tak akan mampu bertahan hidup. Kita diwabjikan bersyukur atas nikmat air.
Di masyarakat terjadi beberapa praktik jual beli air dengan berbagai motif yang berkembang dan hal itu menjadi kebiasaan dan secara khusus di kalangan petani. Berikut beberapa praktik yang terjadi:
1. Jual Perjam
Penyedia layanan air, atau pemilik sumur pribadi atau sumur bor mematok harga air dengan asumsi hitungan perjam, misalnya dalam kurun 1 jam dipatok dengan harga Rp. 10.000,-
2. Jual Beli Air Untuk Pertanian Dengan Hitungan Perpohon
Praktik ini sering terjadi pada petani tembakau. Penyedia layanan air (pemilik sumur bor atau sumur pribadi) mematok harga dengan kesepakatan hitungan perpohon dengan asumsi mulai masa tanam hingga panen.
Contoh: Pemilik layanan air mematok harga Rp. 15.000,- perpohon dari masa tanam hingga masa panen.
3. Jual Beli Air Prosentase Hasil Panen Tani
Penyedia layanan air, memberikan kesepakatan harga dengan hitungan prosentase dari pendapatan hasil panen.
Contoh: (30 dari pendapatan total hasil panen) Jika hasil panen semangka Rp. 10.000.000,- maka pembayaran air yang harus dilunasi kepada penyedia layanan air dengan nominal harga Rp. 3.000.000,-
4. Jual Beli Air Perpetak
Praktik ini terjadi pada petani padi dan jagung. Penyedia layanan air akan mengisi air secukupnya pada sebidang sawah dengan ketetapan harga yang ditetapkan dalam sekali layanan.
Contoh: Penyedia layanan air akan mengisi air secukupnya ke sebidang sawah dengan luas 200 M2. dengan harga Rp. 50.000 dalam satu kali layanan.
Di sisi lain belakangan ini berbedanya pandangan sering kali dijadikan dasar dalam memutuskan silaturahim. Sehingga tak jarang kita temui di kalangan masyarakat adanya permusuhan atau konflik antar tetangga sehingga menimbulkan efek yang tidak rasional.
Contoh: Si A adalah pemilik pertanian tembakau atau semangka dll. Sedangkan Si B adalah pemilik layanan penyedia air. Karena adanya konflik yang terjadi di antara Si A dan Si B maka Si A yang akan membeli airnya untuk pertaniannya tidak diberikan izin oleh Si B.
Atas dasar konflik yang terjadi, karena pindah profesi atau karena tuntutan ekonomi keluarga sehingga ada sebagian pemilik layanan air sumur bor memutuskan untuk menjual sumur bor miliknya.
Pertanyaan:
- Bagaimana hukum jual beli air dengan berbagai praktik tersebut?
Jawaban:
Tidak sah, karena mabi’ (kadar air) yang didapat tidak bisa diketahui dengan jelas.
Referensi:
تحفة المحتاج ٢٧٢/٤
وَلِلشَّيْخَيْنِ وَغَيْرِهِمَا فِي بَيْعِ الْمَاءِ وَحْدَهُ أَوْ مَعَ قَرَارِهِ مَا يُوهِمُ التَّنَاقُضَ فِي أَبْوَابٍ مُتَعَدِّدَةٍ، وَقَدْ بَيَّنْت مَا فِي ذَلِكَ فِي تَأْلِيفٍ مُسْتَقِلٍّ، وَالْحَاصِلُ أَنَّهُ لَا يَصِحُّ بَيْعُ الْمَاءِ مِنْ نَحْوِ نَهْرٍ أَوْ بِئْرٍ وَحْدَهُ مُطْلَقًا لِلْجَهْلِ بِهِ، وَأَنَّ مَحَلَّ نَبْعِ الْمَاءِ إنْ مُلِكَ وَوَقَعَ الْبَيْعُ عَلَى قَرَارِهِ أَوْ بَعْضٍ مِنْهُ مُعَيَّنٍ صَحَّ وَدَخَلَ الْمَاءُ كُلُّهُ أَوْ مَا يَخُصُّ ذَلِكَ الْمُعَيَّنَ وَإِنْ لَمْ يُمْلَكْ هُوَ بَلْ مَا يَصِلُ إلَيْهِ لَمْ يَدْخُلْ الْمَاءُ مِلْكًا بَلْ اسْتِحْقَاقُ الْأَرْضِ الشُّرْبَ مِنْهُ وَمَرَّ فِي زَكَاةِ النَّبَاتِ مَا لَهُ تَعَلُّقٌ بِذَلِكَ. (قَوْلُهُ: وَلِلشَّيْخَيْنِ إلَخْ) عِبَارَةُ النِّهَايَةِ وَالْمُغْنِي وَمِمَّا تَعُمُّ بِهِ الْبَلْوَى مَعَ عَدَمِ صِحَّتِهِ بَيْعُ نَصِيبٍ مِنْ الْمَاءِ الْجَارِي مِنْ نَهْرٍ وَنَحْوِهِ لِلْجَهْلِ بِقَدْرِهِ وَلِأَنَّ الْجَارِيَ إنْ كَانَ غَيْرَ مَمْلُوكٍ فَذَاكَ، وَإِلَّا فَلَا يُمْكِنُ تَسْلِيمُهُ لِاخْتِلَاطِ غَيْرِ الْمَبِيعِ بِهِ فَطَرِيقُهُ أَنْ يَشْتَرِيَ الْقَنَاةَ أَوْ سَهْمًا مِنْهَا فَإِذَا مَلَكَ الْقَرَارَ كَانَ أَحَقَّ بِالْمَاءِ، وَإِنْ اشْتَرَى الْقَرَارَ مَعَ الْمَاءِ لَمْ يَصِحَّ أَيْضًا فِيهِمَا لِلْجَهَالَةِ. اهـ
تحفة المحتاج في شرح المنهاج – (25 / 292)
( قوله : ويجب بذل الفاضل إلخ ) ولا يجب بذل فاضل الكلأ ؛ لأنه لا يستخلف في الحال ويتمول في العادة وزمن رعيه يطول بخلاف الماء ولا يجب على من وجب عليه البذل إعارة آلة الاستقاء ويشترط في بيع الماء تقديره بكيل أو وزن لا بري الماشية والزرع الفرق بينه وبين جواز الشرب من ماء السقاء بعوض أن الاختلاف في شرب الآدمي أهون منه في شرب الماشية والزرع نهاية ومغني.
النووي، المجموع شرح المهذب، ٢٨٧/١١
إذَا قُلْنَا) الْمَاءُ مَمْلُوكٌ فَيُشْتَرَطُ أَنْ يَشْتَرِيَ مَعَ الْعَيْنِ الْمَاءَ الظَّاهِرَ وَقْتَ الْبَيْعِ لِئَلَّا يَخْتَلِطَ مَاءُ الْمُشْتَرِي بِمَاءِ الْبَائِعِ فَيَنْفَسِخَ الْبَيْعُ وَيُشْتَرَطُ رُؤْيَةُ الْمَاءِ وَقْتَ الْبَيْعِ وَلَا تَكْفِي الرُّؤْيَةُ الْمُتَقَدِّمَةُ لِأَنَّهَا رُؤْيَةٌ لِلْمَاءِ الْحَادِثِ وَقْتَ الرُّؤْيَةِ لَا لِمَا يَحْدُثُ بَعْدَهُ قَالَ الْمَحَامِلِيُّ وَلَوْ بَاعَ الْعَيْنَ وَالْمَاءَ الَّذِي فِيهَا لَمْ يَجُزْ لِأَنَّهُ بَيْعٌ مَعْلُومٌ وَمَجْهُولٌ ه
Pertanyaan:
- Jika tidak boleh bagaimana solusinya, karena praktik tersebut telah membudaya di masyarakat?
Jawaban:
Ialah dengan cara menyewa sumur tersebut agar bisa diambil airnya.
Referensi:
الفتاوى الفقهية الكبرى – (6 / 181) (مصحح)
( وسئل ) عمن استأجر بئرا وفيها ماء فهل تصح الإجارة أم لا كما أفتى به بعضهم ؟ ( فأجاب ) بقوله تصح الإجارة كما أفهمه صريح كلامهم ويقع استيفاء الماء تبعا ولا وجه للإفتاء بعدم الصحة فقد صرحوا في استئجار القناة بما ذكر وبأن الإجارة قد يستحق بها عين تبعا لضرورة أو حاجة حاقة تلحق تلك العين بالمنفعة.
بلغة الطلاب ص 247
(مسئلة ث) المستتر بالصوان الصناعي كالبسكويت مثل المستتر بنحو الارض فلا يصح بيعه للنهي عن بيع ما لم يره لما فيه من الغرر وقيل يصح وبه قال الائمة الثلاثة وطائفة من اصحابنا منهم البغوي والروياني وينبغي تقليد هذا القول في هذا الزمن لانه مما عمت به البلوى وقد تقرر ان الامر اذا ضاق اتسع.
Untuk download file hasil keputusan Bahtsul Masail di atas dalam bentuk PDF ukuran A4, klik tombol di bawah ini.
DOWNLOAD