Aku dan Malam
Telah kujahit hari-hari
dengan benang sunyi
dari jarum hayalku:
Suatu hari akan kuberi
hasil jahitanku dari tangan
rapuh kepada yang kokoh
Kepada petang kehilangan sunyi
Angin yang kehilangan badai
dan mungkin bintang-bintang
tak lagi bertabur di angkasa
ketika malam dan aku tiada
Legung, 2022
Aku dan Takdir
Ada yang membuntutiku dari kejauhan
laksana angin mau menyapa tapi
tak tersampaikan
Saat musim gugur
nama-nama yang telah jatuh
tak menyatu dengan pohon kehidupan
disela daunan masih ada namaku + namamu
Sekali lagi aku ingin mengingatnya:
Mengingatmu yang adalah kematian
Aku teriak
pada angin-angan itu
dan kau bila gila padaku
padahal angan adalah takdir
yang menjelma rumah dalam kepala
Dan kau adalah angin-anganku
2022
Ruang Imajinasi
Ada yang selalu berdetak
di malam-malam insomnia
Dalam hening suara
Aku ingin lepas dari segalanya
darimu dan mautku
Lalu kau berucap lirih padaku
“masuklah ke dunia gaib ini
ada air terjun. Hutan. Gunung
dalam diriku”
_di sana kutak melihat segala yang kau ucap
Hanya angka detak jantungku yang jelas_
Di sini bergemetar seluruh aku dengan dunia gaibmu
2022
Mati Adalah Obat
Kunanti pelurumu menembus kerinduan tanpa temu
hingga berdarah dan berlubang; Tinggal bekas kenangan
Nanti kucari kau dalam medan tempur antara nyawa-berpisah
atau kau yang akan kembali menyembuhkan luka
Itu sebab aku berani aku berani
karena mati milik tangan Ilahi dan kau
akan kembali
2022
Irman Hermawan, Kelahiran Sumenep, 15, Oktober, 2003. Sering dipanggil Irman Sableng. Kini tinggal di Kampung Pasir/Kampung Shabu, Kecamatan Batang-Batang. Sumenep. Sekolah di MA Lughatul Islamiyah.